Fatherless, Bagaimana Dampak Hilangnya Peran Ayah pada Perkembangan Anak?

Dampak fatherless pada tahap tumbuh kembang anak (Foto freepik.com)

Dampak fatherless pada tahap tumbuh kembang anak (Foto freepik.com)

Like

Fenomena fatherless merujuk pada kondisi di mana seorang anak tumbuh tanpa kehadiran ayah dalam kehidupannya.

Kehilangan figur ayah bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti perceraian, kematian, atau absen secara fisik maupun emosional.
 

Dampak Negatif Fatherless

Kehadiran ayah memang memiliki peran penting dalam perkembangan anak, dan ketika hal ini tidak ada, dapat muncul berbagai dampak negatif.

Gangguan emosi

Salah satu dampak yang sering dirasakan oleh anak-anak dalam kondisi fatherless adalah gangguan emosi. Anak-anak ini bisa mengalami perasaan kesepian, cemas, dan bahkan depresi.

Mereka mungkin merasa kehilangan arah karena kurangnya bimbingan dari sosok ayah yang sering kali berperan sebagai pelindung dan pembimbing dalam hidup mereka.

Hal ini dapat mengganggu stabilitas emosi mereka sepanjang masa kanak-kanak dan remaja.

Baca Juga: Apa yang Menyebabkan Indonesia Jadi Fatherless Country?



Pertumbuhan yang buruk dan kehilangan tingkat kepercayaan diri

Selain itu, anak-anak yang tumbuh tanpa ayah cenderung menghadapi kesulitan dalam perkembangan fisik dan mental.

Mereka mungkin mengalami pertumbuhan buruk, baik secara fisik maupun psikologis. Tanpa sosok ayah untuk memberikan teladan atau dukungan emosional, mereka bisa merasa kurang dihargai atau kurang dipercaya, yang dapat mempengaruhi rendahnya tingkat kepercayaan diri.

Ketidakmampuan untuk mempercayai diri sendiri bisa berlanjut hingga dewasa, mempengaruhi keberhasilan dalam kehidupan sosial dan karir mereka.


Kesulitan dalam hubungan sosial

Anak-anak tanpa kehadiran ayah juga sering kali menghadapi kesulitan dalam menjalin hubungan sosial. Mereka mungkin kesulitan memahami dinamika hubungan interpersonal atau merasa tidak aman dalam hubungan mereka dengan teman, keluarga, dan pasangan.

Kepercayaan diri yang rendah juga bisa membuat mereka merasa cemas atau takut ditolak dalam interaksi sosial.