Jangan Sampai Fatherless, Ini Pentingnya Libatkan Peran Ayah dalam Pengasuhan

ilustrasi keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak. sumber: unsplash/Picsea

ilustrasi keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak. sumber: unsplash/Picsea

Like

Di tengah kesibukan modern, semakin banyak keluarga yang mengalami fenomena fatherless atau ketiadaan sosok ayah dalam kehidupan sehari-hari anak.

Entah karena tuntutan pekerjaan yang tinggi, perceraian, atau alasan lainnya, kondisi ini ternyata berdampak signifikan pada tumbuh kembang anak.
 

Fenomena Fatherless di Indonesia

Melansir dari laman Narasi, menyatakan bahwa  Indonesia menjadi negara fatherless ketiga di dunia. Mengutip dari jurnal “Peran Ayah (Fathering) Dalam Perkembangan Sosial Anak Usia Dini”, (2019), karya Dewi Siti Aisyah, dkk,  Program sosialisasi yang dilakukan mahasiswa UNS menyoroti masalah serius yang dihadapi banyak keluarga Indonesia, yaitu tingginya angka anak tanpa ayah.

Mahasiswa UNS menemukan fakta bahwa banyak anak di Indonesia yang kurang mendapat perhatian dari ayah, sehingga berkontribusi pada tingginya angka negara kita sebagai negara dengan jumlah anak tanpa ayah tertinggi ketiga di dunia.

Hal ini tentunya berdampak buruk pada tumbuh kembang anak dan perlu menjadi perhatian bersama.

Baca Juga: Fenomena Fatherless: Apa yang Terjadi Ketika Anak Kehilangan Figur Ayah?

 

Dampak Negatif Fatherless untuk Anak

Ketiadaan sosok ayah dalam kehidupan anak dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti:
  • Masalah emosional: anak cenderung mengalami kesulitan mengontrol emosi, merasa tidak aman, dan memiliki harga diri yang rendah. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan berkorelasi positif dengan kepuasan hidup anak, kebahagiaan dan rendahnya pengalaman depresi.  
  • Masalahn psikologis: pengasuhan ayah mempengaruhi penyesuaian diri remaja, yang berperan penting bagi pembentukan konsep diri dan harga diri. Kedekatan antara ayah dan anak bakal berdampak pada perilaku sosialnya di masa depan. 
  • Masalah akademik: keterlibatan ayah dalam aktivitas bersama anak dapat menjadi kegiatan yang menstimulasi perkembangan kognitif. Gaya bicara ayah yang cenderung lebih singkat dan padat saat berinteraksi dengan anak, sebenarnya mendorong anak untuk berpikir lebih kritis dan kreatif. Perbedaan gaya komunikasi ini menstimulasi perkembangan kognitif. Selain itu, mendorong kemampuan merencanakan, pengendalian diri, pemecahan masalah, dan perhatian.  
  • Masalah perkembangan sosial: peran seorang ayah dalam kehidupan anak sangat berarti, terutama untuk membangun kecerdasan emosional, meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi, dan untuk memberi motivasi anak dikemudian hari. Apabila seorang anak sama sekali tidak merasakan peran ayah maka dia akan merasa kesulitan untuk melakukan adaptasi baik di sekolah, lingkungan sosial atau pun dalam perubahan yang lain.


Mengapa Peran Ayah Sangat Penting?

Pola asuh terhadap anak juga sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Kehadiran seorang ayah dapat memberikan:
  • Role model: ayah menjadi contoh bagi anak dalam hal perilaku, sikap, dan nilai-nilai kehidupan.
  • Dukungan emosional: kasih sayang dan dukungan dari ayah membuat anak merasa aman dan percaya diri.
  • Disiplin: ayah mengajarkan anak tentang aturan dan batasan, serta membantu anak untuk bertanggung jawab atas tindakannya.
  • Stimulasi kognitif: ayah seringkali terlibat dalam aktivitas yang merangsang perkembangan otak anak, seperti bermain, membaca, atau melakukan eksperimen sederhana.