Memahami risiko window dressing dan cara menghindarinya (gambar: Freepik)
Likes
Menjelang akhir tahun, istilah window dressing akan mulai beredar dan naik kembali. Sebenarnya apa sih window dressing itu?
Window dressing adalah strategi yang dilakukan oleh manajer investasi atau perusahaan pada akhir periode tertentu (biasanya kuartal atau akhir tahun) untuk mempercantik laporan keuangan atau portofolio investasi mereka.
Tujuannya adalah untuk membuat hasil investasi atau laporan keuangan terlihat lebih baik di mata investor, klien, atau pemegang saham.
Contohnya seorang manajer investasi akan menjual aset dengan performa buruk dan membeli aset dengan performa baik menjelang akhir kuartal agar portofolio investasinya terlihat lebih menguntungkan.
Perusahaan juga menunda pengeluaran tertentu atau mempercepat pendapatan agar laporan keuangan terlihat lebih sehat.
Window dressing dalam investasi dapat membawa beberapa risiko, terutama bagi investor yang mengandalkan informasi dari laporan atau portofolio yang telah "dipoles".
Risiko Pasca Window Dressing yang Mesti Diwaspadai
Beberapa risiko yang mungkin terjadi jika melakukan window dressing, antara lain:
1. Ilusi Kinerja Portofolio
Investor mungkin akan percaya bahwa portofolio manajer investasi memiliki kinerja yang lebih baik dari kenyataan.Hal ini bisa mengakibatkan investor mengambil keputusan investasi berdasarkan informasi yang tidak mencerminkan kondisi sebenarnya, yang dapat mengarah pada hasil investasi yang mengecewakan.
2. Harga Saham yang Tidak Stabil
Praktik window dressing dapat menciptakan permintaan artifisial pada saham berkinerja baik di akhir periode laporan.Akibatnya harga saham mungkin akab melonjak untuk sementara waktu dan hanya akan turun kembali ketika permintaan artifisial tersebut menghilang.Investor yang membeli pada harga tinggi tentu saja akan mengalami kerugian.
3. Reputasi Manajer Investasi
Jika praktik window dressing terungkap, reputasi manajer investasi atau institusi terkait akan rusak. Hal itu tentu saja akan mengakiabtkan investor kehilangan kepercayaan, dan manajer investasi tersebut bisa jadi akan kehilangan klien-klien potensial4. Ketidaksesuaian Strategi Investasi
Jika melakukan window dressing, manajer investasi mungkin menyimpang dari strategi yang telah dijanjikan, seperti membeli saham "terpopuler" alih-alih mempertahankan portofolio sesuai dengan rencana investasi.Akibatnya, portofolio investasi menjadi lebih berisiko atau kurang terdiversifikasi, yang bisa merugikan investor dalam jangka panjang.
5. Risiko Hukum dan Regulasi
Di beberapa yurisdiksi atau wilayah hukum, window dressing dapat melanggar prinsip transparansi atau etika investasi.Melakukan window dressing akan berakibat institusi atau individu yang terlibat dapat menghadapi denda, tuntutan hukum, atau sanksi regulator.
6. Investor Pemula Tertipu
Investor baru yang kurang berpengalaman mungkin tidak menyadari bahwa performa di akhir kuartal adalah hasil window dressing.Akibatnya, mereka bisa saja berinvestasi tanpa memahami risiko sebenarnya, sehingga menjadi lebih rentan terhadap kerugian.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.