Ibadah Kok Harus Menunggu Tua, sih? Sumber Gambar: Freepik.com
Likes
Pada dasarnya, setiap manusia mempunyai tahapan perkembangan yang hampir sama. Dimulai dari pertemuan sperma dan sel telur, lalu berubah menjadi zygot. Dari zygot, berubah menjadi Sigit, karena diberi nama oleh orang tuanya begitu. Sigit pun menjadi bayi yang makin tumbuh jadi balita dan seterusnya.
Kemampuan anak makin meningkat. Yang tadinya cuma di lantai, meningkat jadi naik kursi, meningkat lagi jadi naik punggung bapaknya.
Dari yang tadinya merangkak, bisa berjalan, lalu berlari, eh, setelah dewasa, malah lari dari kenyataan.
Tidak hanya fisik, tetapi juga pemikiran. Mulai ada kewajiban dalam agama ini. Dari yang tadinya meninggalkan sholat belum dicatat sebagai dosa, kini mulai baligh, meninggalkan sholat jadi berdosa, bahkan termasuk dosa yang paling besar apabila sengaja dan menganggapnya bukan lagi kewajiban.
Siklus manusia itu berjalan satu arah, linier. Tidak ada yang pernah bisa balik kembali. Dari yang tadinya dewasa, menjadi anak-anak. Kalau yang orang dewasa, pemikirannya seperti anak-anak, banyak, ups! Atau, dalam kata lain, meskipun sudah dewasa, tetapi bisa kalah pintar dengan anak-anak.
Menyangkut Ibadah
Allah Subhanahu Wa Ta'ala memang menciptakan manusia pasti ada tujuannya, yaitu: untuk beribadah kepada-Nya. Ibadah ini memang mudah sekali diucapkan, tetapi sangat sulit untuk dilakukan, terlebih di era sekarang ini.Kita bisa merasakan kemunduran yang sangat luar biasa pada diri umat Islam. Mundurnya ini jauh melebihi gigi R di mobil. Kita bisa saksikan, betapa sangat banyak umat Islam yang meninggalkan sholat lima waktu. Mereka tenang dan santai saja ketika waktu sholat terlewat begitu saja.
Bahkan, teman saya sendiri saat di bandara Makassar, cukup santai saja meninggalkan sholat Jum'at. Ini sholat Jum'at lho, bukan sholat biasa!
Kalau meninggalkan sholat lima waktu, tetapi hadir ketika sholat Jum'at itu masih sangat mendingan. Lha, ini, sholat Jum'at lewat, Bro!
Dan, itu sangat nyata di depan mata. Makanya, sering kita dibuat berpikir, adanya musholla di tempat umum yang sempit, pengap, dan bau.
Ini menandakan bahwa yang sholat cuma sedikit atau memang pengelola tempat umum tersebut lebih mementingkan ruangan lain yang lebih luas dan lebih mendatangkan cuan?
Kita bisa melihat di mall atau hotel misalnya. Musholla kerap ditempatkan di lantai dasar, di bawah permukaan tanah, dekat dengan parkiran mobil di basement. Atau bukan di lantai dasar, melainkan di lantai atasnya, tetapi dengan ruangan yang sangat sempit.
Baca Juga: Menilik Hikmah Kurban dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Hanya mampu beberapa orang. Jadi, kalau orang sholat pas di waktu sholat, bergantian. Yang sholat sebelumnya belum sempat berdzikir, sudah harus bergantian dengan yang lain.
Dalam kondisi lainnya, masih menjalankan sholat, tetapi waktunya sudah terlalu mepet dengan sholat berikutnya.
Misalnya, sholat Dzuhur di jam 3 sore. Ini 'kan sudah sangat dekat dengan sholat Ashar. Sudah sangat terlambat, sendirian pula. Itupun mungkin tidak terlalu khusyuk. Hadeh.
Fenomena Anak Muda
Apa istilahnya kalau anak muda zaman sekarang? ABG? Rasanya itu sudah tidak digunakan lagi. Remaja gaul, itu juga dirasa tidak dipakai lagi. Anak milenial. Gen Z. Atau apalah, yang penting merasa masih muda.Imam Nawawi rahimahullah, seorang ulama besar yang menulis kitab Riyadush Shalihin, pernah mendefinisikan usia anak muda itu sampai 40 tahun. Jadi, yang masih di bawah 40 tahun terhitung masih muda.
Ada yang mengatakan, life begins at 40. Hidup dimulai dari umur 40 tahun. Nah, ini jadi pertanyaan, kalau hidup dimulai dari umur 40 tahun, lalu sebelum 40 tahun, ngapain aja, Bro? Senang-senang, hura-hura, akhirnya malah jadi huru-hara. Minum minuman keras yang disingkat miker. Akhirnya malah jadi tidak bisa mikir.
Pacaran sana-sini, gonta-ganti pasangan. Terlebih memanfaatkan momen "hari besar". Misalnya, hari Valentine atau malam Tahun Baru. Beramai-ramai melepas kesucian, dan itu sudah menjadi budaya yang sangat kental di kalangan remaja sekarang.
Mereka merasa hidup bebas ketika muda, terus dipakai untuk senang-senang. Tanpa peduli waktu, pokoknya cuek bebek, lah.
Hidupnya jadi seperti Batman. Kalau siang tidur sepanjang hari, kalau malam, melek sepanjang malam. Main gitar, main kartu, main HP, main yang lain yang negatif.
Lalu, apa yang mau diharapkan dari hidup seperti itu? Ketika diajak sholat, langsung menjawab, "Salam saja sama pak imam, ya!" Atau dalam kalimat lain, "Nanti aja, deh, ibadah kalau sudah tua!"
Nah, yang disebutkan terakhir itu menjadi fokus di tulisan ini.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.