Memilih Asuransi Terbaik Ketika Biaya Kesehatan Naik, Bagaimana Tipsnya?

Memilih Asuransi, sumber gambar: https://pixabay.com/id/photos/gaji-kaya-rupiah-uang-kertas-7106309/

Memilih Asuransi, sumber gambar: https://pixabay.com/id/photos/gaji-kaya-rupiah-uang-kertas-7106309/

Like

Kalau bicara tentang asuransi, saya teringat dengan teman saya yang sama-sama kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM). Guru Tata Negara saya di SMA bukan menyebut UGM, melainkan Yujiyem. UGM yang dibahasainggriskan, tetapi malah terdengar lucu. 

Teman saya tersebut aktif di Koperasi "Kopma" UGM, saya juga aktif di situ. Bertemu di perpustakaan koperasi yang memang kecil, tetapi suasananya cukup menyenangkan. Saya pernah jadi pembicara bedah buku di situ. Alhamdulillah

Dia mengajak saya untuk bergabung menjadi agen asuransi. Awalnya, saya bingung, ini agen asuransi dengan agen rahasia, apa bedanya?

Oh, ternyata, cuma beda di tulisan. Yang satu pakai kata "asuransi", yang satunya pakai "rahasia". Benar-benar berbeda bukan? 

Pada malam hari, entah malam apa itu, apakah malam Jum'at Kliwon atau bukan, saya ikut di sebuah ruko di kawasan utara Jogja. Mengikuti dari awal presentasinya, mulai paham sedikit demi sedikit. 


Orang yang berbicara juga berpakaian rapi, setelan jas hitam, pokoknya keren, lah. Mirip dengan presentasi MLM. Saya juga pernah ikut presentasi MLM.

Malah penampilan saya lebih rapi daripada upline saya. Soalnya, saya sudah pakai setelan jas, pinjam punya bapak saya. 

Presentasi asuransi dari perusahaan terkenal itu selesai kira-kira jam sepuluh malam. Usai pertemuan, saya bertemu dengan teman saya lagi.

Dia menanyakan komitmen dan ketertarikan saya. Dalam pikiran saya, ini cukup menarik. Saya tinggal menawarkan ke keluarga atau teman-teman yang saya kenal. 

Promo asuransinya memang menarik. Jika kita masuk rumah sakit, akan ada biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Malah, ada yang bercanda, sebenarnya sudah sembuh, tetapi ingin dibayarkan lagi dari perusahaan asuransi biar lebih banyak begitu. 

Baca Juga: 4 Alasan Pentingnya Memiliki Asuransi Swasta Selain BPJS
 

Ketika Biaya Kesehatan Naik

Apa sih yang tidak naik tiap tahun? Harga-harga dipastikan akan naik. Namun, pendapatan belum tentu. Penghasilan maupun pendapatan tidak serta-merta ikut naik.

Bahkan, mau naik saja, harga sudah naik terlebih dahulu. Jadi, mana bisa terkejar? Seperti si dia yang susah untuk dikejar, eh. 

Barang yang dipastikan bisa naik dan turun itu adalah celana, rok, maupun bawahan lainnya. Kalau naik terus, tidak pernah turun, maka itu sama saja tidak pernah ganti bawahan. Iya 'kan? 

Menghadapi biaya kesehatan yang makin naik, maka ada yang mengatakan bahwa solusinya adalah lewat asuransi. Bagi sebagian orang, mereka memakai asuransi untuk berjaga-jaga saja jika terjadi musibah, kecelakaan, atau sampai meninggal dunia. 

Orang yang meninggal dunia tentu saja tidak bisa menuntut klaim asuransinya, tetapi keluarganya yang bisa. Pendapat berbeda bagi yang tidak mau ikut asuransi, maka itu bisa mengurangi kadar tawakal kepada Allah.

Jika memang tertimpa musibah, maka berdoa saja kepada Allah dengan sungguh-sungguh, Insya Allah selalu ada jalan. Selalu ada rezekinya selama belum meninggal dunia. 

Pendapat mengenai asuransi ini memang diserahkan kepada masing-masing orang. Saya sendiri cuma pakai BPJS Kesehatan. Dan, itu Alhamdulillah cukup untuk mengkaver biaya kesehatan saya dan keluarga. Anak saya tiga, sudah ditanggung semua oleh BPJS Kesehatan. 

Hal yang lebih penting itu jelasnya adalah menjaga kesehatan. Ini pencegahan yang paling utama. Ibarat peribahasa, sedia payung sebelum hujan. Namun, payung tidak cukup untuk hujan saja, tetapi juga ketika cuaca panas. Payung juga berguna untuk bangunan, kalau yang ini bentuknya berupa paku.