Suaranya Seperti Radio Rusak, Siapakah Itu?

Suara Istri Seperti Radio Rusak, sumber gambar: Pixabay.com

Suara Istri Seperti Radio Rusak, sumber gambar: Pixabay.com

Like

Bagi kamu generasi tahun 80-90-an, tentunya kamu akrab dengan yang namanya radio. Media yang satu ini memang termasuk praktis di kala itu.

Bagaimana tidak, bisa dibawa kemana-mana, tanpa harus membutuhkan listrik, karena cuma mengandalkan tenaga baterai. 

Siaran radio bisa menjadi favorit karena acaranya yang asyik dan ditunggu-tunggu para pendengar setianya. Misalnya, acara request lagu, lalu dilanjutkan dengan kirim-kiriman salam. Biasanya, salam untuk kelompok, geng, atau grupnya. Salamnya berupa "salam kompak". 

Acara request lagu semacam itu bisa menjadi curahan hati juga, alias nembak seseorang. Meminta sang penyiar untuk memutarkan lagu yang romantis, kemudian dipersembahkan kepada seseorang yang sedang berada di sana.

Agar bisa terdengar, maka dihubungi dulu yang ada di sana. Bagaimana mungkin salam itu sampai kepada orangnya jika dia tidak mendengarkan radio tersebut?


Baca Juga: Suami Hobi Selingkuh, Bagaimana Menghadapinya?
 

Bagi-bagi Hadiah

Acara berikutnya yang juga asyik untuk dinikmati adalah acara kuis. Alhamdulillah, saya pernah memenangkan kuis dengan cukup banyak.

Waktu saya masih tinggal bersama orang tua di Jogja, saya perrnah menang kuis dari salah satu merek minuman bersoda internasional. 

Pernah dapat voucher makan ayam bakar, dapat tas selempang keren, dapat buku, bahkan pernah dapat voucher tiket ke Malaysia bersama Air Asia.

Namun, untuk yang terakhir ini, tidak jadi berangkat karena biaya yang cukup banyak menuju ke sana. Meskipun ada potongan harga tiket, tetapi masih mehong juga, padahal saya sudah membuat paspor waktu itu, lho!

Kalau acara hiburan berupa request lagu, kirim-kiriman salam, kuis, maka acara yang lebih serius adalah berita. Ya, sambil berada di mobil, mendengarkan berita terkini rasanya enak juga.

Tahun itu, belum masif HP macam sekarang. Android belum ada. Kalau Andra, sudah ada. Dia adalah teman SMP saya, penampilannya termasuk gaul dan menggoda teman-teman saya yang laki-laki. 
 


Menjalin Silaturahmi

Radio memang bisa menjadi alat komunikasi bahkan silaturahmi. Keluarga yang terpisah jaraknya, namun masih dalam jangkauan sinyal radio, bisa direkatkan hubungannya kembali lewat radio.

Mungkin ada  pasangan suami istri yang sedang terpisah tempat, mereka punya lagu bersama. Nah, sambil kirim salam, sambil mendengarkan lagu bersama tersebut. 

Saya juga pernah berkenalan dengan seorang penyiar radio. Kalau sedang siaran, suaranya empuk dan enak banget didengarkan, sempat terbayangkan wajahnya yang cantik. Akan tetapi ketika ketemu, ya, begitulah. Saya tidak berkata tidak cantik, tetapi jauh dari ekspektasi, lah. 

Lewat radio pula, saya mengenal seorang ustaz. Ketika itu, saya ingin mengundangnya untuk menjadi penceramah di acara pengajian remaja di masjid kampung saya. 

Dari perkenalan itu, saya malah diajak kerja sama bisnis. Tahu bisnis apa? Ya, benar, bisnis deterjen. Dia punya sebuah merek deterjen, dengan bungkus berwarna hijau. Tidak dijual bebas di toko, apalagi toko besi maupun toko bangunan.  

Deterjen tersebut bisa menghilangkan noda pakaian dan dapat langsung dites. Caranya, ada kain putih dicelupkan ke dalam sebuah gelas, lalu diisi tinta warna hijau. Dituangkan sedikit deterjen tersebut, noda yang larut dalam air tersebut langsung hilang seketika. 

Dari cara promosi macam begitu, saya pernah presentasi di acara kumpul ibu-ibu di RT sebelah di kampung saya. Dan, saya pun berharap ketika itu, ada seorang ibu yang mengenalkan saya dengan anak gadisnya. Eh, kok jadi seperti peribahasa, guru kencing berdiri, dua tiga pulau terlampaui.