
Tradisi ziarah jelang ramadan (Foto Freepik.com)
Tinggal menghitung hari lagi untuk memasuki Ramadan. Hari Sabtu yang lalu, tanggal 22 Februari, saya berbelanja di suatu supermarket.
Ketika saya ingin membayar di kasir, ternyata semua antrian di kasir panjang, belanjaan dari masing-masing konsumen banyak sekali, hampir satu troli.
Awalnya, saya enggak sadar ada apa dengan “panic buying”? Setelah berpikir sejenak, saya baru sadar bahwa minggu depan sudah Ramadan. Semua berbelanja borong sebelum Ramadan tiba.
Apakah ini merupakan tradisi atau habit saja, saya belum paham karena perlu pendalaman.
Nah, hari Minggu ketika saya akan jalan ke Jakarta, melewati makam yang disebut Tanah Kusir. Untung supir online segera sadar bahwa tidak bisa melewati jalan menuju dan lewat Tanah Kusir, karena banyak warga yang sekar, ziarah ke makam keluarga.
Memang satu pekan jelang Ramadan, masyarakat sekitar Tangerang selatan antusias menyambutnya.
Sebelum mereka berpuasa penuh, warga muslim berziarah ke makam keluarga.
Tradisi Berziarah ke Makam Keluarga Jelang Ramadan
Bukan hanya di daerah saya (Tangerang Selatan) saja, tapi seluruh warga di Indonesia, melakukan ziarah makam sebelum puasa. Meskipun di tiap daerah namanya berbeda-beda, tetapi tradisi ke makam keluarga ini diadakan bersama keluarga dan sanak saudara untuk mendoakan keluarga yang telah meninggal.
Tradisi ini dilakukan atau dilestarik setiap akhir bulan Sya’ban dalam kalender Islam atau sehari sebelum Ramadan.
Berikut ini ada beberapa tradisi ke makam dengan nama yang berbeda:
Nyekar
Warga Betawi tradisi ziarah ke makam sebelum puasa disebut dengan nyekar. Kegiatannya adalah berziarah, mendoakan orang tua, keluarga, sanak saudara yang telah wafat.Para peziarah datang membawa bunga mawar, melati dan menaburkan ke tanah makam.
Ruwahan
Asal katanya adalah ruwah. Artinya bulan ke delapan dalam penanggalan Jawa. Diadakannya berdasarkan Sya’ban dalam kalender Islam, sebelum Ramadan.Sama halnya dengan tradisi ke makam keluarga, nyekar, ruwahan dilakukan oleh warga Jawa untuk mengunjungi makam keluarga dan mendoakan mereka yang telah meninggal dunia.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.