Makna Saling Kirim Makanan Jelang Ramadan, Tradisi yang Perlu Dilestarikan

Ilustrasi saling berkirim makanan jelang ramadan. Sumber gambar: Adobe Express

Ilustrasi saling berkirim makanan jelang ramadan. Sumber gambar: Adobe Express

Like

Be-emers, sangat jelas di kepala penulis tradisi untuk saling berkirim makanan beberapa hari terakhir menjelang ramadan.

Waktu itu penulis berumur sekitar 12 tahun, dan kalau tidak salah ingat masih kelas 6 Sekolah Dasar (SD). 
Ibu akan memasak makanan dan meminta penulis untuk mengirim makanan tersebut ke tetangga.

Satu bakul tempat nasi yang terbuat dari bambu atau logam akan berisi nasi, tahu dan tempe goreng, telur rendang, dan beberapa sayur, dikirim ke tetangga. 

Sambil mengirimkan makanan tersebut, penulis berpikir, ini berarti sebentar lagi puasa, berarti sebentar lagi menahan lapar, yang lapar itu berada di puncaknya pada saat jam dua siang.

Tetapi tidak apa-apa, karena lapar berarti beberapa hari menjelang lebaran bisa belanja pakaian, hehe, dan berarti juga akan ada hari yang sangat menyenangkan, yaitu lebaran.
 

Makna Saling Kirim Makanan Jelang Ramadan

Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri di kanal YouTube Yufid.TV yang berjudul “Motion Graphic: Persiapan Menyambut Ramadhan 2023” menyatakan bahwa ibadah ramadan seperti sebuah perlombaan besar.

Setiap orang yang akan mengikutinya butuh persiapan dan melakukan pemanasan untuk memenangkannya. 
Selain membaca Al Quran, berlatih puasa sebelum ramadan, saling berkirim makanan merupakan salah satu bagian dari pemanasan tersebut.

 
Seseorang yang tidak melakukan pemanasan, sebelum perlombaan, maka tidak akan bisa memenangkan perlombaan tersebut.

Pun ketika memiliki mobil sekeren apapun, tiga bulan menjelang perlombaan balap mobil, mobil tersebut tidak pernah dipanaskan, maka akan sulit untuk digunakan balapan.

Jangankan balapan, untuk digunakan secara biasa pun mungkin akan ditemui kendala.
 

Manfaat saling mengirim makanan tersebut antara lain:

  1. Berlatih untuk berinfak atau sedekah terhadap sesama. Infak dan sedekah merupakan salah satu jalan untuk membersihkan diri, baik fisik dan hati dari segala kotoran dan "noda-noda", yang sudah terlanjur melekat, sehingga diri kita menjadi bersih, dan siap melaksanakan ibadah. 
  2. Ada doa di setiap membuat dan mengantarkan makanan tersebut. Begitu pula bagi yang menerimanya.
  3. Mengajarkan sikap saling membantu dan gotong royong.
  4. Memperkuat jiwa sosial antar sesama tetangga.
  5. Mengurangi kesenjangan sosial.
  6. Mengajarkan untuk fokus pada kebutuhan pokok. Yang diantarkan adalah makanan, bukan harta benda yang lain. Makanan ini adalah kebutuhan yang sangat pokok ketika berbuka puasa. Pun ketika seseorang memiliki mobil yang keren, Lamborghini misalnya, tidak akan pernah mengharapkan Lamborghini tersebut untuk dimakan ketika berbuka puasa. Yang diharapkan ketika berbuka puasa adalah makanan yang di atas meja. 
  7. Wujud rasa syukur masih bisa bertemu dengan ramadan lagi. Pun bertemu masih dengan penuh kesehatan, sehingga dengan kesehatan tersebut kita bisa beribadah puasa lagi, solat lagi, zakat lagi, tanpa suatu halangan apapun. Misalnya lutut sakit, perut sakit karena maag, dan sebagainya. . 
  8. Sarana meminta pertolongan kepada Allah. Yaitu meminta pertolongan agar diberi kekuatan dalam menjalankan ibadah selama bulan ramadan, baik puasa itu sendiri, solat, dan zakat 
  9. Saling memaafkan. Adanya seseorang mengirim makanan kepada orang lain atau sebaliknya, bukti yang menunjukkan bahwa kedua orang tersebut rukun dan sudah saling memaafkan ketika ada salah menjelang ramadan.