Kenalan dengan Hustle Culture & Slow Living: Apa saja Keuntungan & Risikonya?

Hustle Culture vs. Slow Living: Temukan Gaya Hidup Terbaik untuk Gen Z! (Sumber gambar: Freepik)

Hustle Culture vs. Slow Living: Temukan Gaya Hidup Terbaik untuk Gen Z! (Sumber gambar: Freepik)

Like

Be-emers, di zaman yang serba cepat ini, kita sering dihadapkan pada dua pilihan gaya hidup yang berlawanan: hustle culture dan slow living.

Sebagian orang memilih untuk bekerja tanpa henti demi meraih kesuksesan, sementara yang lain lebih mengutamakan keseimbangan dan ketenangan dalam hidup.

Lalu, mana yang lebih cocok untuk Gen Z? Yuk, kita bahas lebih dalam!
 

Apa itu Hustle Culture & Keuntunganya?

Be-emers pasti sering mendengar istilah hustle culture, yang merujuk pada gaya hidup yang ditandai dengan kerja keras, dedikasi tinggi, dan produktivitas tanpa batas.

Di era digital ini, terutama dengan banyaknya peluang di dunia startup, freelance, dan bisnis online, budaya ini semakin populer.
 

Keuntungan hustle culture:

  • Meningkatkan produktivitas dan disiplin.
  • Mempercepat pencapaian target karier.
  • Memotivasi untuk terus berkembang dan berinovasi.
Namun, di balik semua kelebihannya, gaya hidup ini juga memiliki sisi gelap.


Baca Juga: Slow Living Lagi Tren, Bagaimana Menerapkannya?
 

Risiko hustle culture:

  • Rentan mengalami burnout (kelelahan mental dan fisik).
  • Kurangnya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
  • Berisiko mengabaikan kesehatan dan kebahagiaan.
Banyak orang menjalani hustle culture tanpa menyadari dampak jangka panjangnya. Jika tidak diimbangi dengan istirahat yang cukup, gaya hidup ini dapat berujung pada stres dan kehilangan makna dalam hidup.