Dampak Pembukaan Kran Impor di Indonesia 

Dampak Kran Impor di Indonesia Dibuka tanpa Batasan. Sumber gambar: Adobe Express

Dampak Kran Impor di Indonesia Dibuka tanpa Batasan. Sumber gambar: Adobe Express

Like

Be-emers, setelah perang tarif dagang dan Indonesia dikenai tarif dagang sebesar 32% oleh Amerika Serikat, perekenomian Indonesia kembali dihangatkan oleh pernyataan presiden Prabowo yang menyatakan bahwa kran impor Indonesia tidak akan dibatasi.
 
Sebenarnya banyak ahli ekonomi dunia yang mengatakan bahwa ini adalah babak baru perekonomian dunia. Suka atau tidak, menerima atau tidak, perubahan pasti akan terjadi, termasuk di Indonesia. 
 
Pun, tidak ada kebijakan yang menguntungkan semua pihak. Semua ada dampak negatif dan positifnya.

Tetapi mungkin kita bisa mengambil kesempatan di balik kebijakan tersebut, dengan memanfaatkan dampak positifnya.
 

Dampak Pembukaan Kran Impor di Indonesia 

Dampak kran impor digadang-gadang akan membawa dampak negatif. Misalnya, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang tidak mampu bersaing akan berguguran. 

Apalagi, jika mereka memiliki modal yang terbatas. UMKM bakal kesulitan untuk bersaing dengan pelaku usaha yang memiliki modal besar. 

Alhasil, jika demikian cepat atau lambat pelaku UMKM akan melakukan efisiensi anggaran. Misalnya dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). 

Tingginya PHK akan membuat angka pengangguran semakin pesat. 


Baca Juga: Serba Serbi Kenaikan Tarif Impor: Alasan, Dampak, dan Strategi Menghadapinya

 

Mungkinkah Membawa Dampak Positif?

Meski terkesan sulit bagi pelaku UMKM Lokal, jika ditelaah lebih jauh dan diambil peluang, UMKM mungkin saja bisa mengambil beberapa dampak positif dari kebijakan ini diantaranya:

1. Memudahkan rantai pasok

Presiden Prabowo menginstruksikan kepada jajarannya untuk menghapuskan kuota impor terutama untuk produk-produk yang menyangkut hajat orang banyak, karena, kuota impor dinilai menghambat kelancaran perdagangan. 

Hal ini memang, mungkin akan lebih adil bagi semua kalangan. Karena siapa pun yang butuh bahan baku, agar rantai pasoknya lancar, boleh mengimpor, tanpa dibatasi, asalkan mampu.
 

2. Kompetisi menghasilkan produk berkualitas

Jadi, UMKM Indonesia tidak punya pilihan selain harus meningkatkan kualitas produk.Tidak berhenti melakukan riset dan pengembangan produk merupakan contoh untuk meningkatkan kualitas produk.

Selain itu, memiliki keunggulan secara spesifik, yang berbeda dengan kompetitor, dan dapat memberikan solusi atas kebutuhan tertentu pelanggan juga merupakan cara lain untuk mempertahankan kualitas produk.
 

3. Persaingan harga dan banyak pilihan untuk konsumen 

Seperti kita ketahui salah satu kelebihan dari produk-produk luar negeri adalah harga yang sangat bersaing. Ini terutama produk -produk dari Cina.
 
Bahkan, seperti diungkapkan oleh profesor Jin Keyu penulis buku “The New China Playbook: Beyond Socialism and Capitalism” di Cina, produk yang bagus itu bukan ditentukan dari harga yang mahal tetapi dari harga yang masuk akal.

Itulah sebabnya mobil Electronic Vehicle (EV) produksi Cina jauh lebih murah daripada mobil EV produksi Tesla. Dan mobil EV buatan Coba itu pun tidak kalah kualitasnya dibandingkan mobil EV buatan Tesla.
 
Begitu juga bisa kita lihat dari harga-harga ponsel produksi Cina yang sangat bersaing, meskipun memiliki kualitas yang sama unggulnya.
 
Terus mencari, menemukan, mengurangi, dan memangkas pengeluaran yang tidak perlu selama proses, adalah contoh efisiensi.
 
Mendapat tambahan pemasukan dari hasil samping selama proses, untuk menekan biaya dan menambah keuntungan juga merupakan contoh efisiensi.