
Tren Bekerja Seperlunya atau Quiet-Quitting (Sumber gambar: Canva)
Meskipun sudah mulai populer sekitar tahun 2022, saat ini masih ramai diperbincangkan istilah quite quitting atau bekerja seperlunya tanpa loyalitas dan inisiatif untuk bekerja lembur tanpa kompensasi.
Quiet-quitting merupakan perlawanan dari budaya hustle yakni gaya hidup dan pola pikir yang mendewakan kerja keras tanpa jeda untuk menuju kesuksesan.
Quiet-quitting biasanya diterapkan oleh pekerja karena pengalaman yang kurang baik di tempat kerja. Misalnya, kurang dihargai, tidak ada jenjang karir, dan reaksi terhadap budaya hustle.
Tren quiet-quitting ini bisa memberikan dampak yang kurang baik bagi perusahaan yang mana berpengaruh terhadap menurunnya produktivitas dan inovasi karena keterlibatan karyawan yang menjadi rendah.
Selain itu tren ini juga bisa berpengaruh terhadap turnover karyawan pada perusahaan tersebut. Jika tidak segera ditangani maka kredibilitas perusahaan bisa dipertanyakan akibat angka turnover yang tinggi.
Kurangnya keseimbangan dalam bekerja dan hidup juga bisa menjadi faktor utama karyawan melakukan quiet-quitting.
Saking terus-terusan bekerja hingga akhirnya mengalami burnout karena ekspektasi yang tinggi tanpa adanya penghargaan atau apresiasi yang sepadan bisa membuat seorang pekerja merasa kecewa dan sia-sia hingga akhirnya lebih memilih untuk bekerja secukupnya.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.