Akhirnya, perang dagang mereda. Hal ini ditandai dengan AS dan China yang sepakat untuk menurunkan tarif impor untuk sementara waktu.
Banyak yang berpendapat bahwa hal tersebut membawa dampak positif terhadap perekonomian Indonesia dan menjadi kabar baik bagi pelaku usaha.
Namun, benarkah sesederhana itu, hanya dengan menurunnya tarif impor perekonomian membaik?
Perang Dagang Amerika vs China
Selama bertahun-tahun Amerika menjadi negara dengan ekonomi terkuat di dunia. Dengan kekuatan pasar domestik yang besar, inovasi teknologi terdepan, serta pengaruh politik dan militer yang luas, Amerika menjadi poros geopolitik dan ekonomi global.
Namun, China yang mulai mendominasi sektor digital dianggap sebagai ancaman bagi Amerika Serikat.
Hal tersebut tentu mengancam posisi hegemonik Amerika, sehingga menimbulkan ketegangan antara kedua negara dan terjadilah perang dagang.
Hingga kemudian Donald Trump mengambil kebijakan "power play." Sebuah tindakan agresif yang bertujuan mendemonstrasikan kekuatan dan menekan pihak lawan agar tunduk. Kebijakan ini bisa dikatakan jenius sekaligus gila.
Jenius, karena dengan menaikkan tarif impor, membuat Amerika terlihat semakin kuat dan negara-negara yang terdampak semakin tunduk.
Namun, dengan tidak memperhatikan implikasi jangka panjangnya, kebijakan ini menjadi strategi yang bisa dibilang gila.
Tarif impor yang tinggi membuat harga barang-barang naik di pasar domestik, menekan daya beli konsumen, dan menciptakan ketidakpastian besar bagi pelaku bisnis.
Nyatanya, begitupun dengan Amerika yang ternyata juga bergantung pada bahan baku dari China.
Namun, strategi tersebut sepertinya sebuah gertakan semata karena pada akhirnya Donald Trump melunak. Hal ini ditandai dengan diturunkannya tarif barang impor.
Mengutip dari
bisniscom, Amerika Serikat akan memangkas tarif ke China sebesar 30%.
Baca Juga: Pengaruh Turunnya Tarif Impor China dan Amerika bagi Indonesia
China jadi Negara Adidaya yang Mengalahkan Amerika?
Apakah hal tersebut sebagai pertanda melemahnya kekuatan ekonomi Amerika dan membuktikan bahwa China semakin mencengkram dunia?
Tidak dapat ditampik, bagaimana China menunjukkan dominasinya yang semakin kuat. Negeri tirai bambu ini bukan hanya sekadar "pabrik dunia", tetapi juga kini menjadi pusat inovasi dan investasi.
Namun, jika mengatakan bahwa Amerika melemah tampaknya kita terlalu cepat menyimpulkan. Sebab Amerika masih memiliki ekosistem inovasi yang kuat, institusi pendidikan kelas dunia, pengaruh budaya global yang besar, serta mata uang yang masih menjadi cadangan devisa utama dunia.
Terlepas dari hal tersebut, perubahan ini memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian global. Setelah kenaikan tarif impor membuat para pelaku mengalami guncangan.
Sehingga mereka bergerak lebih cepat untuk mencermati pasokan barang mereka masing-masing. Seberapa besar dan dari mana-mana asal pemasok serta seberapa besar ekspor ke Amerika.
Bahkan mungkin ada yang terpikir untuk mengalihkan ekspor ke negara lain.
Penurunan Tarif Impor, Apakah Menguntungkan?
Lantas apakah penurunan tarif impor tersebut kini menjadi lebih menguntungkan? Selanjutnya bagaimana strategi bisnis yang tepat dalam situasi ini?
Be-emers, sejatinya perang dagang ini telah terjadi sejak bertahun-tahun lalu. Perang dagang ini bukan hal baru dalam dunia bisnis ataupun politik.
Hal yang terpenting adalah bagaimana strategi kita dalam menghadapi dan menyusun strategi bisnis yang tangguh dan adaptif dalam menghadapi ketidakpastian.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.