
Petani Muda mendukung ketahanan pangan (Sumber Gambar: SenzaOrostix Husain Umar dari pexels.com)
Hai be-emers, sudahkah kamu berterima kasih ke para petani setiap akan makan? Sudahkah kamu mengingat bagaimana perjalanan panjang makanan kamu bisa tersaji di piring?
Jika belum, tidak apa, mulai sekarang usahakan untuk selalu berterima kasih dan memikirkannya. Dari kegiatan kecil tersebut bukan tidak mungkin rasa penghargaan kita terhadap makanan dan para petani, peternak, nelayan, dan profesi lain meningkat.
Setelah berterima kasih, mari kita sedikit berfleksi bagaimana jika para petani, peternak, dan nelayan menghilang?
Bukan karena sumber dayanya habis, tetapi karena tidak ada lagi yang mau menjalani profesi tersebut.
Tentu, masyarakat akan gempar, makanan-makanan menjadi langka, saling menyalahkan antar masyarakat karena tidak ada yang mengambil peran petani, dan sebagainya.
Lalu, masyarakat saling berebut, mengganas, dan bisa jadi perkelahian dan kekerasan terjadi. Menyeramkan? Mungkin.
Oleh karena itu, regenerasi petani, nelayan, peternak, dsb, sangat penting seperti regenerasi peran dan pekerjaan lain.
Untuk mewujudkan regenerasi yang berkelanjutan diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan akademisi.
Baca Juga: 7 Skill Set Generasi Muda untuk Mendukung Ketahanan Pangan bersama Program Pupuk Kaltim
Tips jadi Petani Muda untuk Mendukung Ketahanan Pangan!
Jika kamu berkeinginan menjadi petani,simak tips berikut ini untuk menjadi petani muda yang keren dan siap mewujudkan ketahanan pangan.
1. Siap Belajar
Petani muda harus siap belajar. Bukan hanya belajar tentang cara pertanian, tetapi juga hukum, teknologi, dan marketing.Petani muda tidak boleh hanya mengandalkan ilmu pertanian saja, manfaatkan segala jenis pengetahuan untuk mengembangkan pertanian kamu.
Dalam berbagai produk hukum, petani diberikan insentif dari pemerintah untuk mengembangkan pertaniannya. Pastikan kamu memahaminya dan mau bersuara untuk mendapatkan insentif tersebut.
Jika kita berkaca dari pertanian di luar negeri seperti Jepang, teknologi pertanian sudah digunakan secara masif.
Meskipun di Indonesia penggunaan teknologi pertanian yang lebih lanjut belum semasif di Jepang, tidak ada salahnya kita belajar sehingga ketika teknologi tersebut sudah ada di negara kita, kita dapat memanfaatkannya secara maksimal.
Penting juga bagi petani untuk belajar marketing. Belajar marketing dapat menjadi jembatan untuk menjangkau konsumen yang lebih luas atau bahkan industri yang dapat bekerja sama.
Sehingga nantinya hasil pertanian tidak hanya terdistribusi secara lokal,
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.