Hari Krida Pertanian: Hari yang Baik untuk Bercerita Seputar Dunia Pertanian Bersama Pupuk Kaltim

Hamparan Tanaman Padi di Sawah (Sumber gambar: Freepik.com)

Hamparan Tanaman Padi di Sawah (Sumber gambar: Freepik.com)

Like

Hi Be-emers, tidak terasa bulan Juni 2025 sudah berada di tanggal 21. Musim panen padi kloter ketiga di tahun 2025 akan segera di mulai.

Ngomong-ngomong masalah pertanian, tahu enggak Be-emers, kalau tanggal 21 Juni diperingati sebagai Hari Krida Pertanian.

Lantas … apa sih Hari Krida Pertanian itu?

Dikutip dari laman detik.com, Hari Krida Pertanian merupakan simbol penghargaan atas kerja keras dan dedikasi seluruh elemen yang mendukung keberlangsungan sektor pertanian di Indonesia.

Dan … tahun 2025 ini, kita merayakan Hari Krida Pertanian yang ke-53.


Hayo, siapa yang baru tahu?

Di samping itu, Be-emers sudah pada tahu belum kalau Bisnis Muda, yang didukung oleh Pupuk Kaltim mengadakan sebuah kompetisi menulis bertemakan Merarajut Cerita Kehidupan melalui Pertanian. Ada hadiah uang tunai senilai 12 juta rupiah yang bisa Be-emers dapatkan loh ….

Wah, ini  … adalah momen yang sangat pas banget buat kita untuk berbagi pengalaman atau cerita seputar dunia pertanian. Tidak hanya bermanfaat, kita juga bisa dapat hadiah.
 
Yuk, kita saling berbagi cerita tentang kehidupan pertanian. Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di kolom komentar, agar penulis juga tahu cerita kalian!

Nah, bertepatan dengan hari yang istimewa ini, penulis sengaja berjalan jauh dan mewawancarai beberapa petani di desa Tandon Sentul, Kecamatan Lumbang, Kabupaten probolinggom, Jawa Timur.

Sebenarnya … penulis juga lagi belajar tentang dunia pertanian. Boleh banget kalau Be-emers menjuluki penulis sebagai petani milineal, walau masih sangat newbie.

Pada musim panen ini, ada beberapa masalah yang dihadapi oleh petani di daerah kami. Masalah terbesar berasal dari serangan hama, seperti ulat grayak, lembing, belalang, tikus, dan burung. Serangan hama-hama tersebut datang silih berganti.

Ingin rasanya berteriak, marah, dan mengusir mereka. Namun, apalah daya, kemampuan kami tidak sehebat itu.

Bukankah begitu?

Hanya Nabi Sulaiman yang memiliki mukjizat untuk berbicara dengan bahasa hewan.

Belum selesai berperang dengan hama-hama rakus itu, kami harus menghadapi serangan makhluk kecil tak kasat mata, konon katanya bernama bakteri.

Sesak rasanya dada ini. Biaya dan tenaga yang telah dikeluarkan ternyata belum membuahkan hasil.

Hijaunya daun dan bulir padi yang mulai merunduk, pelan-pelan tergantikan dengan daun yang menguning. Hari berikutnya, daun-daun itu mengering.