Beda Bullying, Beda Konflik
Be-emers, kejahatan yang dilakukan bos terhadap anak buahnya itu kadang dianggap sebagai konflik.Padahal konflik beda dengan bullying.
Seperti dikutip dari cilacapkab.go.id, bullying merupakan bentuk perilaku kekerasan, baik psikologis ataupun fisik, terhadap orang atau sekelompok orang yang lebih lemah, oleh orang atau sekelompok orang yang lebih kuat.
Nah, di situ ada keterangan bahwa bullying itu dilakukan oleh pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah.
Jika perkelahian itu terjadi antara sesama karyawan yang memiliki posisi yang sama, maka itu bisa dianggap sebagai konflik.
Tetapi jika konflik terjadi antara bos lebih kuat kepada anak buahnya. Karena itu kategori ini masuk sebagai kategori bullying.
Hati-Hati dengan Pernyataan Berikut!
Masalahnya Be-emers, akan menjadi semakin kompleks, ketika karyawan tersebut lapor kepada pihak lain, atau pihak pimpinan yang lebih tinggi lagi, pihak yang dilapori tersebut tidak merespon dengan baik, tetapi justru mengungkapkan pernyataan-pernyataan seperti berikut:- Mungkin hanya kamu yang merasa dianiaya atau dibully
- Mungkin kamu yang kurang baik mengelola kecerdasan emosionalnya
- Mungkin kamu yang terlalu berprasangka buruk
- Harusnya kamu lebih bisa bekerja sama dengan orang lain, dan sebagainya
Baca Juga: Sayangi Dirimu: Hindari Tempat Kerja yang Red Flag, Ini Contohnya!
4 Tips Menghadapi Bos Toxic
Berikut adalah 4 tips menghadapi bos toxic yang bisa kamu terapkan:
1. Menjauh Dulu
Jika mungkin, Be-emers bisa meninggalkan bos tersebut dengan cara pindah divisi, dan sebagainya. Meski demikian ini bukan berarti semudah membalikan telapak tangan.
Apabila karyawan tersebut termasuk karyawan yang rajin, dan tingkat kerajinan itu dapat “dimanfaatkan” oleh bos tersebut. Kepergiannya justru akan memicu masalah yang lebih besar.
Mungkin gelombang fitnah yang dilontarkan bos akan jauh lebih besar. Karyawan tersebut akan dijelek-jelekkan dengan dianggap lari dan meninggalkan tanggung jawab.
2. Ceritakan Masalah epada Pimpinan yang Bisa Dipercaya
Jika ingin bertahan di tempat kerja tersebut, Be-emers bisa komunikasi dan berdiskusi dengan pimpinan divisi lain yang bisa dipercaya.Di sini penulis sebut pimpinan, agar dia punya kuasa untuk membantu menyelesaikan masalah atau pemberi solusi.
Ketika belum sampai menemukan solusi, minimal pimpinan tersebut akan menahan karyawan tersebut terlebih dahulu agar tidak segera resign.
Sayangnya, untuk masalah seperti ini, biasanya orang akan lebih percaya kepada bos tersebut.
Kadang pemimpin yang dianggap dapat dipercaya pun akan tetap menasehati karyawan tersebut agar karyawan tersebutlah yang harus berlapang dada dan cerdas mengelola emosinya. Jadi harus sabar.
3. Terus Perbaiki Diri Sendiri
Jika sudah menemukan satu pimpinan yang bisa dipercaya dan bisa menenangkan posisi karyawan tersebut di tempat kerja, maka langkah selanjutnya adalah agar karyawan tersebut harus kuat seperti baja dan terus memperbaiki diri sendiri agar tidak ada celah untuk disalahkan.4. Biasakan Sikap Win-Win Solution
Ini untuk tahap lebih lanjut. Dan untuk bisa sampai tahap ini biasanya dibutuhkan paling tidak 3 tahun untuk mampu bertahan di tempat kerja tersebut.Di Tahap ini orang biasanya sudah bisa menilai siapa benar siapa salah.
Tahapan selanjutnya adalah ketika karyawan tersebut diajak bernegosiasi maka terapkanlah win-win solution.
Misalnya diajak kerja sama dengan bos tersebut lagi maka sampaikan, mau, asal dengan syarat tertentu
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
Gabung juga yuk di komunitas Whatsapp Group kami! Klik di sini untuk bergabung
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.