Self Care dan Pelarian, Sama atau Berbeda ya?

Scrolling media sosial apakah termasuk self care? (Sumber Freepik.com)

Scrolling media sosial apakah termasuk self care? (Sumber Freepik.com)


Kita semua pernah ada di fase itu, fase di mana capek sepulang kerja atau kuliah, badan lelah, pikiran penuh dan akhirnya rebahan yang secara refleks diikuti buka Instagram, TikTok, atau Youtube.

Satu konten, dua konten dan tanpa sadar sudah sejam lebih berlalu. Kita senyum-senyum sendiri lihat video lucu, kadang relate sama curhat orang yang tidak kita kenal, lalu bilang ke diri sendiri, “Lagi self-care dulu, ya.”

Yah, kata self-care kini menjadi semacam mantra di tengah hidup yang serba cepat dan penuh tekanan. Banyak orang mulai sadar bahwa menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga fisik. Namun, dalam praktiknya, definisi self-care kadang jadi agak kabur. Salah satunya dengan scroll media sosial.

Baca Juga: Biar Enggak Mumet, Yuk Terapkan 5 Jenis Self Care Ini!


Apa itu Self Care?

Namun, apa iya itu self-care, atau jangan-jangan cuma pelarian?

Karena kita terlalu lelah dan takut menghadapi masalah yang ada di depan kita. Kita cuma lari sejenak, padahal masalahnya tetap di sana, menunggu di balik layar.


Self-care bukan sekadar mengisi waktu kosong, rebahan atau memanjakan diri. Self-care adalah bentuk cinta dan kepedulian kita terhadap fisik, mental, bahkan spiritual. Ini tentang memberi waktu pada diri sendiri untuk bernapas, merasa, dan sembuh.

Sayangnya, di zaman yang serba digital ini, kita menganggap hiburan visual adalah bagian dari self-care. Seberapa sering sih, kita benar-benar merasa lebih baik setelah scroll panjang?

Yang ada, kadang justru sebaliknya. Setelah scroll berjam-jam, bukannya merasa segar, kita justru merasa hampa. Pikiran makin penuh, perasaan jadi kacau. Kita membandingkan diri dengan pencapaian orang lain, dan yah.. kita makin overthinking. Alih-alih recharge, kita justru makin kosong.