Mitigasi Bencana Gempa Bumi: Cara Mengantisipasi Sebelum, Saat, dan Setelah Terjadi

Ilustrasi kejadian setelah gempa bumi (Foto Freepik.com)

Ilustrasi kejadian setelah gempa bumi (Foto Freepik.com)

Like

Be-emers, pukul 06:24 Waktu Indonesia Barat (WIB), di hari Rabu 30 Juli 2025, bencana gempa bumi melanda Rusia, tepatnya di pesisir timur Kamchatka.

Dikutip dari bmkg.go.id, gempa bumi ini merupakan gempa bumi tektonik, yang terjadi akibat adanya subduksi pada lempeng Palung Kurile-Kamchatka. Gempa bumi yang memiliki magnitudo 8,7 ini berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Rusia, Alaska, Filipina, Jepang, Guam, dan Hawaii.

Kita turut berduka cita bagi wilayah yang terdampak. Dalam waktu yang bersamaan, kita juga harus mempersiapkan diri untuk mitigasi bencana gempa tersebut.
 

Apa itu Mitigasi Bencana?

Mitigasi Bencana Gempa Bumi menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 adalah usaha untuk mengurangi risiko yang mungkin ditimbulkan akibat adanya bencana, hingga penanganan setelah bencana tersebut usai.

Jadi, mitigasi bencana bukan cuma sekedar menanggulangi sebelum terjadinya bencana. Melainkan, bagaimana meminimalisir dampak setelahnya. 

Baca Juga: Sebelum Megathrust, Mitigasi dan Dana Darurat Mesti Kamu Siapkan!

 


Tips Mitigasi Bencana Sebelum Terjadi Gempa Bumi


Berikut adalah tips mitigasi bencana alam yang bisa kamu terapkan:


1. Kenali Potensi Gempa Bumi di Daerah Tersebut

Be-emers, ada daerah-daerah tertentu yang lebih rentan terhadap gempa bumi dibandingkan daerah yang lain. Menurut bpbd.bandaacehkota.go.id, ada daerah yang rawan gempa tektonik dan dan ada yang rawan gempa vulkanik.

Gempa tektonik merupakan gempa bumi yang disebabkan karena pergeseran lapisan kulit bumi. Pergeseran lapisan kulit bumi ini akan menyebabkan terjadinya pelepasan energi di zone penunjaman. Karena itu gempa ini biasanya menimbulkan efek yang lebih besar.

Contohnya adalah gempa yang terjadi di Aceh, Bengkulu, Pangandaran, termasuk gempa yang terjadi di Kamchatka Rusia.

Gempa bumi vulkanik merupakan gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunung berapi. Sehingga daerah-daerah yang rawan terkena gempa bumi vulkanik adalah daerah-daerah di sekitar gunung berapi.

Contohnya adalah daerah di sekitar Gunung Bromo, Gunung Merapi, Gunung Krakatau atau gunung yang lain. 


2. Pahami Struktur Daerah Tempat Tinggal

Untuk daerah-daerah yang rawan gempa, maka Be-emers bisa membangun bangunan yang sesuai dengan potensi gempa di daerah tersebut.

Ini bisa dipelajari dari bangunan-bangunan yang didirikan di Jepang. Tipe bangunan tersebut seperti dikutip dari perkim.id misalnya struktur taishin, struktur seishin, dan struktur menshin,