3. Mengenalkan Budaya Lokal Klaten dan Yogyakarta Lurik
Be-emers, menurut rri.co.id, kain lurik juga merupakan warisan budaya, Jawa. Bahkan, Kain Lurik ini sudah ada sejak zaman majapahit, dan terpahat di candi Borobudur.Kain lurik sendiri ada yang berasal dari Klaten dan ada yang berasal dari Yogyakarta.
Dan dikutip dari uny.ac.id, disampaikan oleh Afif Ghurub Bestari, M.Pd, dosen Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), lurik berasal dari bahasa Jawa yaitu lorek atau larik.
Lorek atau larik ini memiliki arti kejujuran, kesederhanaan, pengarahan, kebijaksanaan, dan lurus seperti garis, dalam berpikir.
Be-emers bisa mengenalkan budaya lurik ini lewat fashion. Misalnya dengan memilih Tomia Jaket dan Sentani Series dari Sabuya, yang dibuat dari kain lurik.
4. Mengenalkan Budaya Lokal Dayak Lewat Motif Dayak
Be-emers, sekian dari ratusan budaya lokal yang mengesankan adalah Budaya Dayak.Dikutip dari indonesiakaya.com, Suku Dayak Iban adalah kelompok etnis yang berasal dari Indonesia khususnya di Kalimantan.
Suku Dayak ini memiliki berbagai budaya, senjata tradisional, berbagai ritual, dan adat istiadat yang unik. Selain itu, Suku Dayak juga terkenal dengan berbagai kain tradisionalnya.
Kain-kain ini secara umum memiliki nilai dan makna simbolis yang sesuai dengan Suku Dayak. Kain kayak gini juga memiliki berbagai corak yang menorehkan mitos dan kisah dari suku Dayak yang kaya akan tradisi dan legenda
Be-emers bisa mengenalkan budaya lokal Dayak antara lain dengan mengenakan kain-kain dari Suku Dayak tersebut.
Be-emers juga bisa memilih produk dari Sabuya yaitu Berau Top yang merupakan perpaduan tenun motif dayak dengan lurik.
#Mon-FridayAGT #Sabuya #Gayaalasabuya
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.