Sinergi Komunitas Lestarikan Kain Biboki Asal Nusa Tenggara Timur

Ilustrasi perempuan menggunakan kebaya (Wikimedia Commons)

Ilustrasi perempuan menggunakan kebaya (Wikimedia Commons)


Siapa yang udah pernah datang ke acara-acara tertentu pakai kain tenun? Tahu enggak  sih kalo kain tenun Indonesia banyak jenisnya lho, enggak cuman kain ulos atau songket aja.

Sini kenalin, ini namanya kain Biboki khas Nusa Tenggara Timur, kain yang berhasil memberdayakan perekonomian para ibu-ibu tunggal hingga kini sudah menyekolahkan anak mereka sampai ke tingkat universitas. 

Kain yang terbuat dari kapas berpadu dengan daun tarum, akar mengkudu, kacang hutan, daun kunyit, dan jagung sebagai pewarna alami ini ada yang berbentuk lembaran lebar (kain beti/bet nae), kain tais, bet ana/selendang dan futus/ikat pinggang.

Kain Biboki juga terkenal akan motif-motif seperti Makaif, Kikis Mutih, Hausufa (bunga), Nia Nok’o dan Nik.

No’o yang dilengkapi ornamen-ornamen kecil yaitu puah kebe, oe mata, mat bobo juga kikis metan. Masyarakat sangat menghormati kain ini karena perlambang alam, kisah mitologi, mitos dan keseharian hidup sang penenun.


Pantes gak sembarangan acara boleh pakai kain ini, hanya untuk acara adat dan mahar pernikahan saja. 
 

 

Pewarna kain Biboki alami

Pewarna kain Biboki alami
Sumber : https://www.instagram.com/p/DNpf95VS3GM/?hl=id&img_index=3


Mama Maria Imakulata Maneak atau akrab di sapa Mama Ima jadi salah satu warga desa yang pindah dari Tokbesi lalu membuka kelompok tenun di Tunbaen guna memberdayakan komunitas dan anak-anak muda agar terus melestarikan kebanggaan Tanah Flobamorata ini sejak ratusan tahun.

Mama Ima memulai programnya dari hulu, yaitu penanaman bahan tenunan di kebun belakang rumahnya dengan metode tumpang sari, pelatihan pemintalan benang, mengembangkan motif sampai ke hilir yakni tahap pewarnaan dan penjualan.
 

 

Mama Ima Pakai Kain Biboki

Mama Ima Pakai Kain Biboki
Sumber : https://www.instagram.com/p/DNpf95VS3GM/?hl=id&img_index=3


Dalam pameran foto Terasmitra bertajuk ‘Tenun Untuk Kehidupan’ di selasar Kedai Patjar Merah, Pasar Baru, Jakarta Pusat yang berlangsung hingga 31 Agustus 2025, komunitas orang muda dari Nusa Tenggara Timur juga turut memamerkan hasil karya mereka berikut sampel bahan-bahannya.

Komunitas Anak Muda NTT

Komunitas Anak Muda NTT
Sumber : https://www.instagram.com/p/DNpf95VS3GM/?hl=id&img_index=3


“Banyak anak-anak muda sekarang udah pada gak tau kain-kain seperti ini, makanya saya kenalin lewat komunitas ini terus ke program-program sosial sama pameran gitu. Saya pantau juga perkembangan di dunia luar, sekalian ngajarin mereka. Siapa tau kan, dari situ terbentuk motif-motif baru sesuai zaman”, tambah Mama Ima. 

#Mon-FridayAGT