Strategi Memenuhi Kebutuhan Gizi dari Rumah hingga Menyiapkan Asuransi Anak

Be-emers, coba bayangkan suasana pagi di rumah, seorang ibu sibuk menyiapkan bekal sehat untuk si kecil, ayah memeriksa jadwal imunisasi, sementara anak bersemangat bersiap ke sekolah.

Hal-hal sederhana ini sebenarnya adalah bagian dari strategi besar orang tua dalam menyiapkan masa depan anak.

Tentu saja, tanggung jawab memenuhi gizi anak bukan hanya di rumah. Pemerintah melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG) mencoba memastikan anak usia sekolah mendapat asupan yang cukup. Program ini diharapkan dapat menjangkau jutaan anak sekolah di berbagai daerah.

Tapi, Be-emers, faktanya perjalanan tidak selalu semulus yang dibayangkan. Mengutip dari laman Tempo.co, bahwa lebih dari 5.000 anak mengalami keracunan usai menyantap makanan dari program MBG.

Meski kasus ini masih ditelusuri lebih jauh, satu hal yang pasti orang tua tetap perlu waspada dan paham gizi, karena peran rumah tetap jadi benteng pertama, meski ada dukungan dari sekolah ataupun pemerintah.
 

Strategi Orang Tua dalam Memenuhi Gizi Anak dari Rumah

Berikut adalah beberapa strategi yang bisa dilakukan oleh orang tua dari rumah untuk memenuhi gizi anak:

1. Bekal Sehat dan Aman

Rumah adalah tempat pertama yang memastikan kebutuhan gizi anak terpenuhi. Orang tua bisa menyiapkan bekal praktis dari perpaduan sayuran, lauk berprotein seperti ikan atau ayam, buah segar, dan sumber karbohidrat yang mengenyangkan.

Jika anak memiliki alergi makanan tertentu, menu bisa diganti dengan bahan lain yang lebih aman tanpa mengurangi kandungan gizinya.

 

2. Libatkan Anak dalam Proses

Be-emers, jangan remehkan aktivitas sederhana seperti ajak anak memilih sayur di pasar atau ikut meracik salad. Dengan begitu, anak akan lebih semangat mengonsumsi makanan sehat karena merasa punya andil dalam menyiapkannya.
 

3. Edukasi Gizi Seimbang

Anak juga perlu belajar tentang pentingnya gizi. Orang tua bisa mengenalkan tabel gizi, cara membaca label makanan, dan mengajarkan pola makan seimbang.

Sekolah pun sebaiknya jadi partner dalam edukasi ini, bukan hanya penyedia makanan.