
Stop bilang "Jangan Baper", ini tindak nyata kasus bullying (Sumber: freepik.com)
Dalam banyak kasus, “jangan baper” adalah bentuk gaslighting sosial, kondisi di mana orang lain merasa bersalah karena punya perasaan. Padahal, kalau dipikir lagi, yang salah bukan rasa bapernya, tapi cara kita memperlakukan orang lain tanpa empati.
Di era yang katanya open minded, justru banyak orang kehilangan kepekaan. Dari candaan di tongkrongan sampai komentar di media sosial, bullying makin sering muncul dalam bentuk humor. Padahal, enggak ada yang lucu dari mempermalukan orang lain.
Bullying Bukan Soal Fisik Saja
Masih banyak yang berpikir bullying itu cuma soal kekerasan fisik. Padahal, bentuk yang paling sering dan paling sulit dideteksi justru bullying verbal dan sosial.Contohnya?
- Ngejek fisik atau penampilan orang
- Menyebar gosip atau mengucilkan teman di grup
- Komentar sinis di media sosial
Dan yang lebih parah, kadang bullying justru dibiarkan karena dianggap “proses pendewasaan”. Padahal, enggak ada yang dewasa dari membuat orang lain merasa rendah.
Mencegah Bullying Itu Bisa Dimulai dari Diri Sendiri
Kita sering nunggu pihak sekolah, kampus, atau instansi yang bergerak duluan. Padahal, pencegahan paling kuat datang dari kebiasaan individu yang sadar diri.Berikut beberapa langkah sederhana tapi berdampak besar:
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.