Guru dan Orang Tua Sejatinya Bersinergi untuk Mencetak Generasi Emas
Saya teringat ketika dulu duduk di bangku SMA tahun 2007, saya pernah masuk daftar pelajar yang melakukan protes. Saat itu, saya bersama teman seangkatan murka karena tidak diizinkan guru memakai rok pendek. Ujungnya, saya dapat teguran berupa SP yang harus ditandatangani orang tua.Mundur saat aku masih SMP, aku juga merasakan lemparan penggaris kayu karena nggegerutu cara mengajar guru yang bikin bosan. Penggaris itu patah jadi 3 dibarengi wajah guru yang memerah. SP kembali di tangan. Nampaknya semasa sekolah, salah satu prestasiku adalah dapat SP.
Begitu Papa tandatangan, dia bilang: 'kamu disekolahkan supaya berpendidikan, bukan jadi preman'. Buntutnya, langganan majalah remaja saya distop total sebulan sebagai hukuman. Clear. Enggak ada orang tua datang ke sekolah jadi pahlawan, apalagi lapor polisi. Wong aku yang salah~
Saya membandingkan dengan kondisi hari ini. Kenapa dengan generasi saat ini, kok manja amat beda sama dulu. Apakah mungkin karena dulu aku merasakan 'didikan VOC' sementara sekarang lebih permisif?
Saya pun melihat wacana pemerintah yang ambisius: mencetak Generasi Emas 2045 untuk Indonesia yang lebih baik. Apakah mungkin hal ini terwujud?
Jawabannya mungkin, asalkan guru dan orang tua bisa kompak berperan sebagai pendidik. Kita lahir di generasi arus informasi begitu mudah didapat. Selama teknik mendidik masih wajar dan terukur, seharusnya orang tua mendukung.
Dengarkan kedua belah pihak, pihak anak dan versi guru. Sebagai orang tua, rasa melindungi anak memang sangat besar. Tetapi, kita tentu ingin anak menjadi orang berguna di masa depan bukan?
Sebelum mengenal aturan sekolah, pastikan anak juga memiliki aturan di rumah. Kombinasi lighthouse parenting (gaya pengasuhan yang menempatkan orang tua sebagai mercusuar, yaitu menjadi pemandu yang mendukung namun tidak mengontrol sepenuhnya) dan demokratis wajib berjalan seimbang.
Jangan biarkan keinginan menjadi pelindung malah membuat guru kehilangan marwahnya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
Gabung juga yuk di komunitas Whatsapp Group kami! Klik di sini untuk bergabung
Erinintyani Shabrina Ramadhini
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.