Like
3. Mendengarkan Kebutuhan Pelanggan
Terakhir tapi bukan yang paling akhir, filosofi kita punya dua telinga dan satu mulut juga bisa digunakan di pemasaran lho Be-emers. Jadi kita harus banyak mendengarkan, daripada, maaf, nyerocos ngomong.Jika kita jualan roti misalnya. Kita bisa kenalkan di awal dengan jujur mengatakan bahwa kita bisnis roti. Dan tawarkan barangkali (lawan bicara kita) butuh roti.
Jika belum ada tanggapan, bisa dipancing dengan ditanyakan, jenis roti apa yang biasa dibeli lawan bicara kita.
Dan dengarkan dia ketika dia berbicara. Dengan simpati dan memang tertarik mendengarkan. Tulus. Bukan sekedar tanya dan tidak mendengarkan ataubhanya pura-pura mendengarkan jawabannya.
Mungkin waktu kita akan habis dengan kita mendengarkan dia bercerita. Tanpa ada kesempatan bagi kita untuk menjelaskan spesifikasi roti atau produk kita. Tidak apa-apa.
Tapi biasanya, obrolan tersebut akan berakhir dengan, “Oh ya, roti apa yang kamu jual?”
Lalu dengan pura-pura kaget kalau kita lupa kita sedang menawarkan dagangan, (tidak apa-apa pakai sedikit drama), kita bisa jelaskan satu jenis roti kita yang spesifikasinya mendekati roti yang dibutuhkan pelanggan tadi.
Cukup beberapa kata utama saja ya Be-emers, yang dibutuhkan dengan pelanggan saja. Jangan juga berpanjang lebar seolah kamu tidak mau kalah dengannya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
Gabung juga yuk di komunitas Whatsapp Group kami! Klik di sini untuk bergabung
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.