Ini Hal yang Perlu Dihindari saat Menjalani Business Opportunity, Apa Bedanya dengan Franchise?

Entrepreneur - Canva

Entrepreneur - Canva

Like

Kamu pernah dengar istilah business opportunity?

Mirip dengan waralaba (franchise), business opportunity (BO) merupakan peluang usaha yang bisa dimiliki atau dijalankan oleh siapapun dengan membeli usaha tersebut. Tentunya, pembelian tersebut disertai ketentuan dan syarat yang berlaku antar kedua belah pihak.

BO ini memang cocok banget buat kamu yang mungkin mau mencoba menjalani bisnis, tapi masih bingung untuk menentukan ide dan konsep usahanya. Namun, ternyata kamu juga mesti hati-hati nih dalam menjalani BO.

Soalnya, menurut Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar, dikutip dari Bisnis, ada lebih dari 80 persen bisnis yang dijalankan dengan sistem BO enggak bertahan lama atau gagal di tengah jalan. Kok bisa?

Menurutnya, hal itu terjadi lantaran pihak yang menawarkan BO tersebut enggak punya perhitungan standarisasi dan sistem yang jelas serta bukti kesuksesan usaha.Selain itu, pihak tersebut biasanya belum punya usaha yang mapan dan cuma ingin dapat cuannya doang.


Makanya, calon buat kamu yang tertarik buat jadi calon mitra, sebaiknya kamu perlu secara jeli memperhatikan sejumlah hal sebelum kena tipu.

Baca Juga: Usaha Sendiri vs Franchise, Lebih Baik Mana?
 

SOP Belum Jelas

Anang menilai, banyak dari usaha tersebut yang sebetulnya belum sempurna, baik dari segi standardisasi maupun SOP (standard operational procedure), tetapi sudah ditawarkan ke masyarakat.

Perhatikan SOP-nya ya. Kalau standar usaha yang diberikan kepada mitra, tidak jelas arah tujuannya dan serta cenderung tidak jelas, lebih baik enggak perlu diteruskan. Misalnya, SOP terhadap bahan baku atau mesin yang digunakan tidak jelas standarnya harus seperti apa, hal itu perlu kamu waspadai.
 

Gampang Hanyut

Muncul sebentar, habis itu 1 atau 2 tahun kemudian sudah hilang. Sudah kayak gebetan yang tiba-tiba ghosting nih!

Apalagi, pihak yang menawarkan BO enggak mau tanggung jawab karena belum adanya aturan yang jelas mengenai BO. Hal ini banget sama waralaba, yang terikat dengan hukum.

Mungkin, hal ini juga nih yang bikin BO di Indonesia berkembang pesat daripada waralaba. Selain itu, BO dikenal lebih mudah dalam menjalankan bisnis dan minimnya investasi yang ditawarkan, serta keuntungan yang dibuat.
 

Seolah-olah Besar, Padahal….

Sejumlah kasus seperti iming-iming tanpa franchise fee, juga sering bikin banyak orang terjebak dalam bisnis BO yang menyesatkan!

Ingat, BO itu bukan waralaba, jadi enggak mungkin lah bakal ada franchise fee. Buat kamu yang belum tahu, franchise fee itu adalah penggantian kerugian baut pemilik usaha karena keberhasilannya membangun brand.

Hmm.. banyak masyarakat yang belum mengetahui arti waralaba sebenarnya. Jadi, hal itu bikin rancu dan malah sering dicampur adukkan sama BO.
 

Bedanya BO dengan Franchise

Waralaba itu fokus sama sistem bisnisnya. Sedangkan BO, lebih fokus ke paket usahanya kayak mesin atau alat jualannya, bahan baku, hingga pelatihan bisnis.

Meski begitu, kamu berhak untuk mencantumkan merk kamu sendiri. Soalnya, usaha BO bisa dijual dengan ketentuan jual-beli putus, dimana para mitra berhak buat pakai merk tersebut atau enggak.

Jadi, kalau franchise bakal diawasi perkembangan bisnisnya, BO justru bisa mengembangkan usahanya dengan lebih bebas. Selain itu, BO bisa berubah statusnya jadi lebih mandiri.