Kupas Tuntas Pernikahan Adat Bugis: Dari Pembayaran Panaik Hingga Sah

Rajinlah bekerja agar bisa membayar uang panai (Sumber gambar: thebridedept.com

Rajinlah bekerja agar bisa membayar uang panai (Sumber gambar: thebridedept.com

Like

Pernikahan adalah fitrah untuk setiap manusia. Pernikahan merupakan salah satu sunnah dalam islam. Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang berpasang-pasangan.

Laki-laki membutuhkan perempuan. Begitupun sebaliknya perempuan membutuhkan laki-laki.

Setiap wilayah mempunyai perinikahan adatnya sendiri. Biasanya sebagian orang akat tetap melaksanakan tahapan-tahapan pernikahan adat secara detail karena menjunjung tinggi tradisi dan sebagiannya lagi akanmelewati tahapan-tahapan yang dianggap kurang penting. 

Dalam pernikahan adat bugis terdapat istilah “ UangPanaik”. Uang panaik adalah sejumlah uang wajib yang biasanya diberikan oleh calon suami kepada keluarga calon isteri pada saat lamaran diterima yang digunakan untuk membiayai resepsi pernikahan.

Tradisi uang panaik merupakan tradisi yang konon katanya pada zaman dahulu orang tua perempuan ingin melihat keseriusan sang laki-laki dalam melamar anak perempuannya sehingga sang laki-laki akan berusaha mengupayakan untuk mendapatkan wanita pujaan hatinya.


Uang panaik yang diminta biasanya kisaran 25 juta ke atas. Apabila pihak laki-laki tidak menyanggupi permintaan dari keluarga pihak wanita, maka pekawinan tidak akan dilanjutkan.

Adapun, faktor atau penyebab tingginya jumlah uang panaik biasanya karena pendidikan calon mempelai perempuan tinggi maka uang panaiknya juga kan tinggi dan dilihat dari status sosial keluarga calon mempelai wanita juga akan sangat mempengaruhi tingginya uang panaik yang harus dipenuhi.

Tradisi uang panaik dalam perkawinan adat suku bugis mengandung tiga makna didalamnya. Pertama, dilihat dari kedudukannya uang panaik merupakan rukun dalam perkawinan adat bugis. Kedua, dilihat dari gungsinya, uang panaik merupakan hadiah dari mempelai laki-laki kepada mempelai wanita yang akan digunakan untuk biaya resepsi pernikaha.

Ketiga, dilihat dari tujuannya, uang panaik diberikan dengan tujuan menghormati pihak keluarga wanita.Pernikahan adat bugis berlangsung dengan melalui beberapa tahapan prosesi pernikahan, dimana setiap tahapannya memiliki makna tersendiri. Beginilah rangkaian prosesi pernikahan dalam adat Bugis.

1. Mammanu’-manu’
Prosesi ini biasanya dilakukan sebelum upacara pernikahan. Calon mempelai laki-laki akan mendatangi orangtua dari calon mempelai wanita untuk meminta izin mempersunting gadis pujaan hatinya.

Momen ini biasanya dimanfaatkan untuk menentukan besaran jumlah uang panaik dan mahar yang harus dipenuhi mempelai laki-laki

2. Mappetuada
Mappetuada merupakan prosesi kedua dalam pernikahan adat bugis. Mappetuada bertujuan untuk mengumumkan apa yang telah disepakati mengenai tanggal pernikahan, mahar, dan lain-lain.

Biasanya, pada proses ini pinangan akan diresmikan dengan pemberian hantaran berupa perhiasan kepada calon mempelai wanita.

3. Mappasau Botting dan Cemme Passih
Setelah melalui proses mappetuada dan setelah penyebaran undangan biasanya akan masuk ke tahapan prosesi ketiga yaitu mappasau botting.

Mappasau botting sendiri merupakan ritual adat pertama dalam prosesi pernikahan bugis, dimana pada tahapan ini mempelai wanita selama tiga hari akanmenjalani perawatan tradisional dan menjalani proses mandi tolak bala atau yang biasa disebut cemme passih.

4. Mappanre Temme
Mappanre temme merupakan prosesi adat khatam Al-Quran dan pembacaan berjanji yang biasanya dipimpin oleh seorang imam. Tahapan ini biasanya dilakukan pada sore hari sebelum hari pernikahan.

5. Mappacci / Tudammpenni
Pada malam menjelang hari penikahan kedua mempelai akanmenjalani prosesi mappaci /tudammpenni yang bertujuan untuk tolak bala dari semua hal yang tidak diinginkan. Selain itu prosesi ini juga bertujuan untuk membersihkan dan mensucikan kedua calon mempelai.

Banyak sekali kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini seperti : para tamu undangan akan saling berebut koin yang terdapat didalam air mappacci yang nantinya koin tersebut akan diberikan kepada kerabat dari tamu undangan yang belum menikah.

Selain itu, kerabat dari calon mempelai yang belum menikah akan ikut dimandikan setelah calon mempelai selesai dimandikan. Hal ini diyakini akan membantu mendatangkan jodoh.

6. Mappenre Botting
Mappenre botting memiliki arti mengantar mempelai laki-laki ke rumah mempelai wanita.

Pada proses ini, mempelai laki-laki akan diantarkan dengan iring-iringan tanpa kehadiran orangtuanya. Iring-iringan tersebut biasanya terdiri dari indo botting dan passepi.

7. Madduppa Botting
Madduppa botting merupakan prosesi penyambutan kedatangan iring-iringan mempelai laki laki.

8. Mappasikarawa / Mappasiluka
Mappasikarawa / mappasiluka biasanya diadakan setelah akad nikah. Pada proses ini mempelai laki-laki dituntun menuju kamar mempelai wanita untuk melakukan sentuhan pertama.

Menurut keyakinan suku Bugis, sentuhan pertama merupakan faktor penentu keberhasilan rumah tangga pengantin.

9. Marola / Mapparola
Setelah proses Mappasikarawa mempelai wanita akanmembawa iring-iringannya ke rumah mempelai laki –laki dengan membawa sarung tenun sebagai hadiah pernikahan.

10. Mallukka Botting
Proses mallukka botting merupakan proses dimana kedua mempelai menanggalkan busana pengantinnya.

Umumnya, mempelai laki-laki akan megenakan celana hitam panjang, kemeja putih panjang, dan kopiah. Sedangkan mempelai wanita, hanya menggunakan rok atau celana panjang ,kebayadan kerudung.

11. Ziarah 
Sehari setelah pernikahan biasanya kedua pengantin bersama sama akan melakukan ziarah ke makam leluhur.

12. Massita Beseng
Massita beseng merupakan penutup dari semua rangkain adat yang dilakukan, dimana pada proses ini, kedua keluarga bertemu dirumah mempelai wanita.