Penjualan Mobil Listrik Melonjak di China & Eropa, Cuan Tesla Malah Enggak Sesuai Ekspektasi?

Tesla - Canva

Tesla - Canva

Like

Produk mobil listrik Tesla memang jadi salah satu mobil impian yang diminati sama banyak orang. Enggak heran deh, di sejumlah negara, penjualan mobil listrik Tesla melonjak, termasuk di China dan Eropa.

Meski begitu, ternyata cuan yang diraih Tesla enggak sesuai ekspektasi. Masa sih?

Diketahui, pada Rabu (27/1), Tesla telah melaporkan laba setahun penuh pertamanya. Hal itu dinilai The New York Times, sebagai suatu prestasi dalam pembuatannya selama 18 tahun.

Eksis sejak 2003, berdasarkan laporannya, produsen mobil listrik tersebut telah memperoleh cuan US$721 juta di tahun 2020 lho, Be-emers. Hal itu bertolak belakang saat di tahun 2019, Tesla mengalami kerugian US$862 juta.

Meski pandemi menghambat penjualan dan produksi di Amerika Serikat, perusahaan milik Elon Musk itu tetap menghasilkan US$270 juta dalam tiga bulan terakhir 2020. Angka tersebut naik US$105 juta di periode yang sama di tahun 2019.


Kesuksesan Tesla pun sebagian besar dipicu oleh meningkatnya penjualan di China dan Eropa. Selain itu, ada penambahan mobil keempat, yakni Model Y, yang tampaknya telah menjadi penjualan produk teratas di Amerika Serikat.

Di tahun 2020, Tesla mencatat kenaikan penjualan hingga sekitar 36 persen, menjadi 499.550 unit mobil. Nah, peningkatan itu ternyata dipicu sama pabrik Tesla di Shanghai yang dibuka setahun lalu.

Bahkan, kini pabrik mobil Tesla di Shanghai sudah mulai memproduksi Model Y dan pendahulunya, yakni Model 3. Adapun, China merupakan pasar mobil listrik dan konvensional terbesar di dunia lho!

Di kuartal keempat 2020, Tesla melaporkan kenaikan pendapatan 45,5 persen, yakni sebesar US$10,7 miliar. Sedangkan pendapatan Tesla setahun penuh, yakni sebesar US$31,5 miliar.

Namun, pendapatan kuartal keempat Tesla ternyata berada di bawah ekspektasi para analis lho, Be-emers. Apalagi, saham Tesla turun sekitar 5 persen dalam perdagangan yang diperpanjang pada hari Rabu (27/1).

Sayangnya, Tesla mengatakan kalau margin keuntungan operasinya, turun menjadi 5,4 persen pada kuartal keempat. Terlebih, margin laba kotor dalam bisnis otomotifnya yakni 24,1 persen, level terendah dari setiap kuartal pada tahun 2020.

Meski begitu, pendapatan dan laba Tesla terbantu oleh penjualan kredit emisi senilai US$401 juta pada kuartal keempat lho, Be-eemers.

Di satu sisi, pergeseran Tesla menuju profitabilitas merupakan titik balik yang penting bagi perusahaan dan industri otomotif, dimana hanya memiliki sedikit pendatang baru yang sukses dalam beberapa dekade terakhir.

Lalu, gimana respon Elon Musk dan tantangan Tesla di tahun 2021?
Next ke halaman berikutnya yuk!