Ilustrasi Ekonomi - Canva
Likes
Indonesia sempat mengalami resesi ekonomi dengan yang terparah ada di tahun 1998. Resesi ekonomi 1998 terjadi saat masa kepemimpinan Presiden Soeharto dan disebut-sebut menjadi penyebab tumbangnya masa Order Baru setelah berkuasa selama 32 tahun.
Krisis ekonomi saat itu berawal dari nilai tukar mata uang Thailand yang berupa mata uang Baht. Selain itu, membengkaknya utang negara dalam bentuk valuta asing juga menjadi salah satu pemicu yang memperparah resesi ekonomi yang terjadi di Indonesia. Saat itu, utang negara per Maret 1998 mencapai US$138 miliar. Utang sebanyak itu sebagian adalah uang swasta yakni US$72,5 miliar.
Hal ini menyebabkan nilai Rupiah turun menjadi Rp 4.850 per dolar AS pada tahun 1997. Disisi lain nih, gak sedikit juga perusahaan yang tercatat di pasar modal, bangkut. Akibatnya, jumlah pengangguran bertambah dan garis kemiskinan juga meningkat mencapai sekitar 50?ri penduduk total.
Sementara resesi ekonomi di 2020 lalu, disebabkan oleh adanya pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia. Badan Pusat Statistik mengumumkan pertumbuhan ekonomi minus 3,49 persen pada kuartal III di tahun 2020. Hal ini mendorong Indonesia ke dalam jurang resesi setelah para kuartal sebelumnya mengalami ekonomi minus 5,32 persen.
Di Indonesia, ketakutan masyarakat terhadap paparan virus menyebabkan aktivitas perekonomian hampir lumpuh. Misalnya aja orang-orang jadi takut keluar rumah dan pemerintah juga menerapkan Pembatasan Sosial Berskala BEsar atau PSBB.
Lalu, ada kah hal lain yang membedakan resesi ekonomi di 1998 dan resesi di 2020 ini?
Langsung aja yuk dengerin obrolan DUO SuSi, Surya dan Siska melalui Podcast Bisnis Muda yang bisa kamu dengerin di Spotify bersama dengan Bang Rustam, jurnalis senior Harian Bisnis Indonesia yang bertugas saat resesi ekonomi di 1998 lalu.
Check this out~
Krisis ekonomi saat itu berawal dari nilai tukar mata uang Thailand yang berupa mata uang Baht. Selain itu, membengkaknya utang negara dalam bentuk valuta asing juga menjadi salah satu pemicu yang memperparah resesi ekonomi yang terjadi di Indonesia. Saat itu, utang negara per Maret 1998 mencapai US$138 miliar. Utang sebanyak itu sebagian adalah uang swasta yakni US$72,5 miliar.
Hal ini menyebabkan nilai Rupiah turun menjadi Rp 4.850 per dolar AS pada tahun 1997. Disisi lain nih, gak sedikit juga perusahaan yang tercatat di pasar modal, bangkut. Akibatnya, jumlah pengangguran bertambah dan garis kemiskinan juga meningkat mencapai sekitar 50?ri penduduk total.
Sementara resesi ekonomi di 2020 lalu, disebabkan oleh adanya pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia. Badan Pusat Statistik mengumumkan pertumbuhan ekonomi minus 3,49 persen pada kuartal III di tahun 2020. Hal ini mendorong Indonesia ke dalam jurang resesi setelah para kuartal sebelumnya mengalami ekonomi minus 5,32 persen.
Di Indonesia, ketakutan masyarakat terhadap paparan virus menyebabkan aktivitas perekonomian hampir lumpuh. Misalnya aja orang-orang jadi takut keluar rumah dan pemerintah juga menerapkan Pembatasan Sosial Berskala BEsar atau PSBB.
Lalu, ada kah hal lain yang membedakan resesi ekonomi di 1998 dan resesi di 2020 ini?
Langsung aja yuk dengerin obrolan DUO SuSi, Surya dan Siska melalui Podcast Bisnis Muda yang bisa kamu dengerin di Spotify bersama dengan Bang Rustam, jurnalis senior Harian Bisnis Indonesia yang bertugas saat resesi ekonomi di 1998 lalu.
Check this out~
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.