Ternyata Orang Kaya Dinilai Ogah Pakai Uang Digital, Begini Alasannya

Uang Digital Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Uang Digital Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Like

Sejumlah bank sentral, termasuk Bank Indonesia, dikabarkan bakal menerbitkan uang digital. Meski begitu, ternyata uang digital dinilai sulit untuk diterima dan dipakai sama orang-orang kaya lho, Be-emers!

Kok bisa gitu sih? Padahal, kalau dipikir-pikir, uang digital lagi tren banget beberapa waktu belakangan ini.

Beda dengan mata uang digital seperti kripto (cryptocurrency), uang digital versi bank sentral justru sebenarnya sama dengan uang kertas atau koin yang selama ini beredar. Terus, faktor apa saja sih yang bikin para orang kaya bakal ogah pakai uang digital?

Baca Juga: Ramai Bank Sentral Bikin Uang Digital, Indonesia Juga Ikutan?
 

Nasib Aset dan Transaksi Perusahaan

Meski begitu, dikutip dari Bisnis, Senior Partner UMBRA Putu Raditya Nugraha justru menilai kalau tantangan terbesar penggunaan mata uang digital yakni implementasinya terhadap orang-orang kaya!

Dengan hadirnya uang digital, mau enggak mau, memaksa konglomerat untuk mengubah asetnya yakni dari kertas menjadi digital.


Enggak hanya itu, implementasi uang digital nantinya juga akan melahirkan tantangan baru ke perusahaan-perusahaan dalam bertransaksi nih, Be-emers. Misalnya, menurut Putu, perusahaan sudah harus siap untuk menandatangani kontrak loan agreement yang dibayar secara digital.

 

Uang Digital Illustration Web Bisnis Muda

Uang Digital Illustration Web Bisnis Muda - Canva


Ada Mata Uang Digital, Seluruh Transaksi Akan Dipegang Bank Indonesia

Nah, salah satu alasan lainnya, yakni saat mata ang digital diterbitkan dan diimplementasikan, maka seluruh data transaksi dan perpindahan dana nasabah akan dipegang oleh Bank Indonesia (BI) nih, Be-emers.

Dengan begitu, Putu menambahkan, Bank Indonesia bakal mensupervisi setiap sendi kehidupan kapanpun, termasuk saat kamu menerima uang dan semua aktivitas lainnya terkait uang digital.

Bahkan, menurut Putu, data yang nantinya dimiliki BI lebih lengkap daripada data yang dimiliki Direktorat Jenderal Pajak. Soalnya, data yang dipegang BI adalah real time.

Meski begitu, sebenarnya pengelolaan uang yang masih berada di bawah Bank Sentral membuat uang digital tersebut bisa memitigasi risiko uang digital private.

Kalau kamu, sudah siap pakai uang digital enggak nih?