Mansa Musa, Orang Terkaya di Dunia yang Membuat Kairo Inflasi Karena Sedekah

Ilustrasi Mansa Musa dan Rombongan (Sumber: Wikimedia Ccommons)

Ilustrasi Mansa Musa dan Rombongan (Sumber: Wikimedia Ccommons)

Like

Nama yang melekat kalau bicara soal orang terkaya didunia mungkin ada Bill Gates, Jeff Bezos atau Elon Musk. Namun, kekayaan mereka ternyata tidak seberapa dibanding kekayaan Raja Afrika Barat yang bernama Mansa Musa ini.

Gelar manusia terkaya sepanjang sejarah dipegang oleh Mansa Musa, seorang Raja Afrika Barat abad ke-14 yang memerintahkan kerajaan Mali. Jumlah kekayaan Musa jika dihitung di masa kini sungguh luar biasa, sampai-sampai hampir mustahil untuk benar-benar memahami betapa kaya dan berkuasanya ia saat itu. 

Mansa Musa menguasai kerajaan Mali pada tahun 1312 M sampai 1337 M. Ia melanjutkan kekuasaan kakaknya, Abu Bakar II yang hilang di lautan ketika tengah melakukan ekspedisi. Namun, di bawah kepemimpinan Mansa Musa, kerajaan Mali jadi lebih berkembang dan berhasil menguasai 24 kota baru, termasuk Timbuktu.

Kerajaan tersebut membentang sepanjang 3.128 kilometer, dari Samudera Atlantik hingga daerah yang kini merupakan Niger, termasuk kawasan-kawasan yang kini menjadi Senegal, Mauritania, Mali, Burkina Faso, Niger, Gambia, Guinea-Bissau, Republik Guinea, dan Pantai Gading.

Menurut sejarawan, Dengan wilayah kekuasaan yang sangat luas, sumber daya alam yang dimiliki Kerajaan Mali pun sangat besar, termasuk emas dan garam.


Pusat-pusat perdagangan besar yang menggunakan emas dan komoditas lain sebagai alat tukar juga berada di daerah kekuasaannya, dan ia memperoleh kekayaannya dari aktivitas perdagangan tersebut. 
 

Perjalanan Ke Mekah yang Mengubah Perekonomian Kairo

Sebagai seorang muslim yang taat, Pada tahun 1324 M, Mansa Musa melakukan ziarah ke Mekah dengan melewati Kairo. Dikabarkan, sang raja membawa rombongan dengan 60.000 orang dan juga perbekalan yang luar biasa banyak. 

Ia mengajak seluruh pejabat dan hakim hakim kerajaan, pasukan tentara, penghibur, dan 12.000 budaknya. Se;in itu, perbekalan yang mereka bawa ada segerombolan kambing dan sapi untuk persediaan makanan, 100 unta yang masing masing membawa 135 kilogram debu emas, 500 tongkat emas seberat 2,7 kilogram. 

Sebuah kerajaan yang para penghuninya, termasuk para budaknya, mengenakan pakaian dengan brokat emas dan sutra Persia terbaik. Ratusan unta beruntun, masing-masing mengangkut ratusan kilogram emas murni. Apalagi, saat rombongan itu sampai di kairo, mereka benar benar menunjukan kekayaan mereka. 
 

Dikenal Murah Hati

Kedatangan Mansa Musa meninggalkan kesan tak terlupakan di Kairo, hingga al-Umari, yang mengunjungi kota itu 12 tahun setelah kedatangan Mansa Musa ke sana, ingat bagaimana orang-orang Kairo menyanjung-nyanjung raja Mali tersebut.

Sebagai Raja yang kaya raya, ia memberikan 50 ribu dinar emas kepada sultan Mesir pada pertemuan pertama. Bahkan, saat singgah di Kairo selama perjalanan menuju Mekah, Raja yang sering disebut Musa I itu akan memberikan rombongannya begitu banyak emas untuk belanja secara besar besaran di pasar.

Selain belanja, ia juga membagi bagikan emas secara cuma cuma untuk orang orang miskin disana.

Ia dan rombongannya menghabiskan banyak emas pada saat kurang lebih 3 bulan bersinggah di kota tersebut. Hal itu menyebabkan menurunnya nilai dinar emas di Kairo hingga turun sebesar 20 persen.

Kunjungan Mansa Musa beserta rombongannya membuat semua pedagang Mesir berbahagia hingga menaikkan harga barang-barang dagangan. Butuh waktu kurang lebih 12 tahun untuk memulihkan perekonomian kembali.

Menurut beberapa sejarawan, dalam perjalanan pulangnya dari Mekah, Mansa Musa kembali melintasi mesir dan berusaha membantu mengembalikan perekonomian. Ia mencoba menarik sebagain emas dari peredaran dengan cara meminjamnya menggunakan suku bunga yang amat tinggi dari para pemberi pinjaman Mesir.

Berkat perjalanan mahalnya ini, dia dimasukkan dalam Atlas Catalan 1375, salah satu peta dunia paling penting di Eropa pada Abad Pertengahan. 

Sekembalinya dari mekah, ia membawa sejumlah cendekiawan islam, birokrat pemerintah, dan arsitek dari Arab yang diminta untuk membantu Mali merancang bangunan bangunan di Mali. 

Dirangkum dari laman BlackPast, Mansa Musa meningkatkan pendidikan Islam di Mali dengan membangun masjid, perpustakaan, dan universitas. Atas usahanya, Mansa Musa membawa peningkatan perdagangan, ulama, penyair, dan pengrajin, serta menjadikan Timbuktu menjadi salah satu kota terkemuka di dunia Islam.

Baca Juga: Belajar Keuangan dari Kisah Salman Al Farisi