Akusisi Fintech dan Perusahaan Sektor Keuangan Makin Ramai

Ilustrasi Fintech (Sumber: Pinterest)

Ilustrasi Fintech (Sumber: Pinterest)

Like

Belakangan ini perusahaan fintech sedang gencar melakukan akuisisi dan merger. Pandemi Covid-19 nampaknya tidak menghalangi minat perusahaan fintech untuk melakukan aksi korporasi ini.

Hal ini tercermin dari akuisisi yang dilakukan perusahaan fintech di perusahaan keuangan sejak tahun lalu hingga awal tahun. 

Lalu, perusahaan mana saja yang melakukan akuisisi?

Baca Juga: Ramai Merger & Akuisisi, Ini yang Harus Dimiliki Startup


3. Kredivo akuisisi  PT Swarna Niaga Finance.

Pada akhir tahun lalu, PT Finaccel Teknologi Indonesia (Kredivo) juga telah merampungkan akuisisi PT Swarna Niaga Finance. Melalui aksi korporasi ini, Kredivo berambisi memperluas pangsa pasar ke pembiayaan multifinance. 

Apabila sebelumnya Kredivo hanya dikenal sebagai kredit konsumtif lewat platform PayLater, dengan strateginya mengakuisisi multifinance, Kredivo kini bisa lebih percaya diri mengincar penyaluran pendanaan untuk sektor pendidikan dan produktif, konsumen luar Jawa, serta mempercepat realisasi target melayani hingga 10 juta pengguna baru dalam beberapa tahun ke depan.

Setelah akuisisi, Swarna Niaga Finance berganti nama menjadi PT FinAccel Finance Indonesia. Aksi korporasi ini ditopang dengan pendanaan yang diterima Kredivo mencapai US$ 100 Juta dari Victory Park Capital (VPC) Advisors yang berpusat di Chicago, Amerika Serikat.


2. Link aja akuisisi iGrow
Setelah berhasil mendapatkan pendanaan series-B senilai lebih dari US$100 juta, LinkAja kembali melakukan aksi korporasi pada bulan April lalu dengan mengakuisisi salah satu perusahaan fintech peer-to-peer (P2P) lending bernama PT iGrow Resources Indonesia (iGrow). 

Langkah akuisisi iGrow ini bertujuan untuk memperluas lini bisnis LinkAja ke pembiayaan online, terutama untuk sektor produktif UMKM.

Menurut Haryati Lawidjaja, Direktur Utama LinkAja, Didukung jaringan ekosistem LinkAja yang kuat di berbagai daerah di luar pulau Jawa serta kota tier 2 dan 3, LinkAja berharap dapat memberikan pemerataan akses pembiayaan terhadap pelaku UMKM yang selama ini masih terfokus di pulau Jawa dan kota tier 1.


1. Alami akuisisi BPRS
Nah, yang terbaru ada startup ALAMI yang mengakuisisi salah satu Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Jakarta. Proses akuisisi tersebut sudah dilakukan secara bertahap dan saat ini nilainya sudah mencapai Rp 50 miliar.

CEO ALAMI Dima Djani mengungkap optimisme bahwa beragam langkah ini mampu merealisasikan perbesaran target penyaluran pinjaman ALAMI yang tadinya hanya dipatok tumbuh 4 kali lipat dari 2020 atau sekitar Rp800 miliar.

Pasca akuisisi, Alami akan memperkuat sistem teknologi pada bank tersebut sehingga bisa meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan profesionalisme layanan. Dengan begitu, perusahaan bisa bersaing di tengah perkembangan lembaga keuangan digital.

Bukan hanya di Jakarta, ALAMI juga baru saja menggandeng BPRS Sukowati Sragen di Jawa Tengah, BPRS Harta Insan Karimah (HIK) Cibitung. Selain itu, ALAMI tengah fokus berkolaborasi memperlebar jangkauannya dengan kolaborasi strategis bersama startup seperti eFishery (sektor perikanan/kelautan) dan BukaPengadaan dari Bukalapak (sektor e-procurement).