Kisah Inspiratif Luwu Timur Melawan Pandemi Covid-19

Pekerja mengikuti tes diganostik cepat Covid-19 (rapid test) yang dilaksanakan PT Vale Indonesia Tbk, di Sorowako-Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Pekerja mengikuti tes diganostik cepat Covid-19 (rapid test) yang dilaksanakan PT Vale Indonesia Tbk, di Sorowako-Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Like

Hingga 21 Juni 2020, Sulawesi Selatan tercatat sebagai provinsi dengan kasus positif Covid-19 terbanyak ketiga di Tanah Air. Menurut data pemerintah, jumlahnya mencapai 3.797 kasus setelah Jawa Timur dengan 9.542 kasus dan DKI Jakarta di urutan pertama dengan 9.971 kasus.

Dengan jumlah kasus positif tersebut, Sulawesi Selatan (Sulsel) dikategorikan sebagai Provinsi Dalam Pengawasan (PDP) oleh Pemerintah Pusat karena pertumbuhan kasus yang eksponensial. Di provinsi itu sendiri, ada tiga episentrum penyebaran Covid-19 yaitu Makassar, Luwu Timur dan Gowa.
Ketiga daerah tersebut berkontribusi sekitar 75 persen dari total kasus positif di Sulsel.

Makassar berada di posisi puncak dengan laporan angka positif 2.128 kasus, lalu Luwu Timur sebanyak 430 kasus serta Gowa dengan 294 kasus, sementara sisanya tersebar pada kabupaten/kota lainnya di Sulsel.

Dari ketiga episentrum tersebut, ada data dan kisah menarik nih dari Kabupaten Luwu Timur. Daerah yang dikenal dengan nama Bumi Batara Guru ini punya populasi mencapai 300.374 jiwa atau sekitar 3,4?ri total populasi Sulawesi Selatan yang mencapai 8,8 juta jiwa (data tahun 2019).

Di tengah pandemi Covid-19 ini, strategi penanganan pandemi yang diadopsi Luwu Timur ini adalah pendekatan epidemiologi dengan mengintegralkan testing, tracing, isolating dan treating yang merupakan standar WHO dan sudah dilakukan banyak negara, salah satunya Korea Selatan yang sukses memutus rantai penyebaran Covid-19 di negara itu.


Selama pandemi, Luwu Timur telah berhasil melakukan tes diagnostik cepat Covid-19 (rapid test) sebanyak 29.293 tes atas warga di kabupaten tersebut atau telah menjangkau hampir 10 persen dari total populasi Luwu Timur.

Tes diagnostik cepat itu juga dijadikan acuan pemetaan Covid-19 oleh Pemkab Lutim, dibarengi dengan tracing dan surveilance terhadap orang yang memiliki riyawat kontak dengan pasien yang sebelumnya telah terkonfirmasi positif.

Dengan berbagai upaya tersebut, jumlah kasus positif Covid-19 di Luwu Timur mencapai 430 kasus per 21 Juni 2020, dikutip dari covid19.luwutimurkab.go.id. Pertanyaannya kemudian, apakah lonjakan jumlah kasus ini menandakan Pemerintah Luwu Timur gagal dalam memerangi Covid-19?

Menurut Ahli Epidemiologi dan Informatika Penyakit Menular dari Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (Gugus Tugas Nasional) Dewi Nur Aisyah, peningkatan angka kasus positif bukan berarti keadaan semakin buruk dan upaya melawan pandemi gagal.

“Kenaikan angka kasus Covid-19 dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah penambahan jumlah pemeriksaan,” ujarnya.


Dalam hal ini, hasil jumlah pemeriksaan terhadap orang yang diperiksa mempengaruhi angka kasus rata-rata penambahan positif setiap harinya. Dengan kata lain, apabila angka positivity rate menunjukkan hasil yang sama, berarti tidak ada perbedaan meski jumlahnya bertambah.

Covid-19, paparnya, merupakan penyakit yang dinamis yang memungkinkan mempengaruhi berubahnya angka kasus. Seseorang berpotensi mengalami perubahan status dari Orang Dalam Pemantauan (ODP) menjadi Pasien Dalam Pengawasan (PDP), kemudian berubah lagi positif hingga negatif setelah melalui rangkaian isolasi mandiri dan dua kali melakukan tes swab.

Dia menambahkan, ketersediaan infrastruktur dan kapasitas tenaga medis beserta komponen terkait juga memengaruhi upaya dalam menemukan kasus baru yang bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19.

Dengan kemampuan tracing yang tinggi, maka dapat dilakukan langkah tindak lanjut seperti mengkarantina (isolating) serta merawat (treating) pasien konfirmasi positif Covid-19. Ketika data yang akurat diketahui, akan lebih mudah untuk mempersiapkan fasilitas perawatan untuk pasien positif.


ANGKA KESEMBUHAN

Dengan persiapan fasilitas perawatan yang baik, maka angka kesembuhan pasien positif pun diharapkan akan tinggi. Di Luwu Timur sendiri, angka kesembuhan sudah mencapai 277 kasus atau 64,42?ri total kasus positif.

Angka ini juga lebih tinggi dari tingkat kesembuhan nasional yang mencapai 40,1% per 21 Juni 2020. Luwu Timur juga tercatat sebagai daerah dengan tingkat kesembuhan paling tinggi di Sulawesi Selatan, walaupun jumlah kasus positif di kabupaten ini tertinggi ketiga.

Sebagai gambaran, dari ketiga kabupaten/kota itu, Luwu Timur menjadi daerah dengan persentase kesembuhan paling tinggi yakni 64,42%, lalu Makassar 30,64% sedangkan Gowa pada tataran 19,39%. Secara rerata Sulsel, tingkat kesembuhan berada pada 31,35%.

Selain itu, Luwu Timur juga menjadi daerah dengan rasio fatalitas (case fatality rate/CFR) paling terjaga karena sejauh ini nihil laporan kematian kasus positif Covid-19, berbanding terbalik dengan Makassar yang telah melaporkan 114 kasus kematian dan Gowa 11 kasus kematian, per 21 Juni 2020.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kesigapan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur dalam menjalankan penanganan Covid-19 berstandar internasional terbukti berhasil melawan pandemi ini.

“Saat makin banyak yang ditemukan positif dalam periode yang sama juga banyak penambahan pasien sembuh. Jadi, mari bekerja sama memutus mata rantai penyebaran virus corona di Lutim dengan mematuhi protokol kesehatan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah,” tutur Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Luwu Timur, Masdin, dikutip dari website resmi Pemkab Lutim.



Lalu apa sih rahasia Luwu Timur begitu sigap dalam menangani pandemi Covid-19?


ANDIL VALE INDONESIA

Selain upaya gigih dari pemerintah pusat dan daerah, keberhasilan Luwu Timur dalam menghadapi pandemi tidak lepas dari dukungan aktif PT Vale Indonesia Tbk. (kode saham: INCO).
 

Bupati Luwu Timur Thorig Husler (kiri) menerima bantuan penanganan Covid-19 dari PT Vale Indonesia Tbk berupa ambulans, puluhan ribu alat rapid test serta peralatan penunjang medis lainnya.

Bupati Luwu Timur Thorig Husler (kiri) menerima bantuan penanganan Covid-19 dari PT Vale Indonesia Tbk berupa ambulans, puluhan ribu alat rapid test serta peralatan penunjang medis lainnya.


Sejak kasus pertama Covid-19 tercatat di Tanah Air, perusahaan tambang multinasional yang memiliki basis operasi di Blok Sorowako-Luwu Timur ini telah berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam memerangi Covid-19.

Beberapa bentuk dukungan itu adalah pengadaan ruang isolasi untuk perawatan khusus pasien Covid-19 di RSUD I Lagaligo Wotu dan Puskesmas Burau, bantuan ventilator hingga puluhan ribu kelengkapan APD dan rapid test yang dibagikan untuk Pemda Lutim termasuk melalui Pemprov Sulsel dalam rangka penanganan Covid-19.

Di luar dari alat rapid test, INCO juga mengoptimalkan RS Inco PT Vale (RS kelolaan perseroan) untuk merawat pasien Covid-19 di Luwu Timur. Perseroan bahkan menyerahkan bantuan mobil ambulans untuk dioperasikan selama masa pandemi kepada beberapa gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 level kabupaten/kota/provinsi di Sulawesi.

Secara umum, partisipasi aktif Vale Indonesia itu berorientasi pada pencegahan dan keselamatan disertai penyediaan konsultasi kesehatan mental, yang mana semuanya dilakukan dengan pola terintegrasi.
 
Pada titik tersebut, Vale Indonesia turut memberikan andil besar dalam menyokong Luwu Timur menjadi daerah dengan tingkat kesigapan dan efektifitas paling maksimal dalam menangani menghadapi pandemi Covid-19.

Presiden Direktur Vale Indonesia Nico Kanter berharap segenap bantuan yang tersalurkan itu bisa meringankan beban pemerintah daerah dalam melaksanakan program pencegahan dan penanganan pandemi.
 

Tenaga kesehatan bersama pasien melewati koridor RS Inco PT Vale, RS kelolaan PT Vale Indonesia Tbk, yang juga dioptimalkan menangani pasien Covid-19.

Tenaga kesehatan bersama pasien melewati koridor RS Inco PT Vale, RS kelolaan PT Vale Indonesia Tbk, yang juga dioptimalkan menangani pasien Covid-19.

“Dan semoga kita semua dapat mendukung program pemerintah termasuk disiplin menerapkan social/physical distancing. Kita bersama dapat menghambat laju penularan dan meminimalkan jumlah pasien yang perlu dirawat. Dengan demikian rumah sakit yang ada, memiliki kapasitas yang cukup untuk dapat melayani dan mengobati pasien dengan baik,” harapnya.


Well, memang apabila semua pihak bersatu, baik itu pemerintah, swasta, dan masyarakat, pandemi Covid-19 ini kita harapkan dapat segera berakhir ya kawan. Yuk sharing juga kisah menarik penanganan Covid-19 di daerah kalian di kolom komentar atau dalam bentuk tulisan di Bisnismuda.id.