Masuk ke Fase Quarter Life Crisis, Gimana Cara Mengatur Keuangannya?

QLC Illustration - Canva

QLC Illustration - Canva

Like

Menuju usia dewasa, enggak jarang, terlintas kegalauan dan pikiran-pikiran tentang masa depan kayak kesuksesan, hingga keuangan. Fase ini sering banget dikategorikan sebagai quarter life crisis.

Menurut psikolog klinis Dr Alex Fowke, dikutip dari Independent, krisis usia seperempat abad merupakan fase dimana timbul ketidaknyamanan, keraguan, dan kekecewaan atas karir, hubungan, dan situasi keuangan.

Fowke juga menilai kalau makin ke sini, quarter life crisis jadi semakin menonjol dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu karena adanya tekanan substansial yang dihadapi generasi muda saat memasuki usia 20an hingga 30an.

Enggak cuma itu, prevalensi quarter life crisis semakin meningkat seiring dengan milenial  yang sekarang berjuang secara finansial lebih baik daripada orang tua mereka. Fase ini, dalam definisi Collins English Dictionary, melibatkan kecemasan dan kualitas hidup seseorang.

Dari sisi finansial atau keuangan, di fase ini, seringkali bersinggungan sama kemapanan dan tanggung jawab. Keinginan dan kebutuhan hidup pun dinilai makin besar. Kebayang dong, di usia 20-30an, pasti kamu lagi mikirin gimana caranya beli mobil, gadget terbaru, rumah, hingga persiapan pernikahan, dan sebagainya.


Lalu, bagaimana dengan mengatur keuangan pas lagi masuk di fase quarter life crisis ini ya?
 

Segera Buat Perencanaan Keuangan

Mengikuti keinginan itu enggak ada habisnya. Apalagi, di fase usia seperempat abad, melihat kesuksesan dan kemapanan orang lain, pasti bikin iri kan?

Kegelisahan yang dialami di fase ini bisa diatasi dengan perencanaan yang baik. Memiliki rencana keuangan, sama halnya menyiapkan kebutuhan di masa depan tanpa takut jatuh miskin.

Untuk merencanakan keuangan, kamu bisa memulai dengan membagi porsi pemasukan kamu. Misalnya, 10 sampai 20 persen untuk menabung, investasi, dan menyiapkan dana darurat. 

Sisanya, kamu bisa gunakan buat memenuhi kebutuhan pokok, bayar kewajiban (utang, tagihan atau cicilan), dan hiburan. Kalau mau lebih, kamu juga bisa merencanakan keuangan untuk mendirikan bisnis pribadi.
 

Jangan Membandingkan, Fokus ke Tujuan Kamu

Insecurity, memang kerap kali muncul di fase seperempat abad ini. Namun, jika kamu membiasakan diri untuk fokus pada tujuan, kamu pun jadi bisa tahu kebutuhan seperti apa yang sesuai dengan pemasukan.

Jadi, kamu juga bakal terbiasa dengan mengeluarkan uang hanya untuk memenuhi kebutuhan. Hal ini tentunya jadi bisa membiasakan diri kamu buat enggak membanding-bandingkan diri dengan orang lain. 
 

Pilih Investasi yang Cocok

Investasi jadi hal yang terdengar sangat menantang di beberapa kalangan. Namun, potensi cuannya juga besar lho.

Punya investasi di usia muda, memang menyenangkan. Namun, yang perlu diingat, memulai investasi enggak boleh dari utang! 

Menurut Konsultan Keuangan Badan & Pribadi Adinda Faudia, kamu juga mesti punya hal-hal yang bisa mempermudah hidup. Kalau dilihat dari sisi menabung atau investasi, dan yang berhubungan dengan finansial, cari yang paling sesuai dengan karakteristik kita. 

Selain itu, kamu juga perlu tahu kejelasan investasi yang kamu akan pilih. Misalnya kayak jelas ditaruh dimana, jangka waktu, dan sebagainya. Kita juga bisa mencari tahu, bunga dan jenis investasi apa yang cocok dengan income yang kita punya.

“Dan fleksibilitas itu yang menurut saya penting. Saya mau berinvestasi atau nabung,” ungkap Dinda, dikutip dari siaran PodCast KoinWorks.