Cara Mengatasi Hustle Culture dan Faktor-faktor Penyebab Menjadi Hustle Culture

Ilustrasi Gambar Hustle Culture - Bisnis Muda - Canva.com

Ilustrasi Gambar Hustle Culture - Bisnis Muda - Canva.com

Like

Era sekarang memang sudah banyak perubahan, mulai dari teknologi digital bahkan sampai gaya hidup seseorang dalam beraktifitas kesehariannya.

Di satu sisi, ada sebagian masyarakat yang melakukan aktivitas karena kesenangannya, justru membuat seseorang bisa salah menilai. Salah satunya dalam melakukan pekerjaan dan menjadi produktif.

Menjadi produktif dalam pekerjaan kini seperti menjadi ajang perlombaan untuk anak muda. Sebab, mereka ingin terlihat cepat sukses dan takut merasa tersaingi oleh yang lainnya.

Tetapi dalam hal lain, menjadi pekerja yang terlalu over, sampai melewati batas dan tanpa istirahat, bisa dikatakan sebagai hustle culture. Kondisi tersebut terjadi ketika seseorang selalu melakukan aktivitas yang berlebihan dan sudah tidak mengenal waktu untuk dirinya sendiri.

Menurut penjelasan Economica, hustle culture adalah seseorang yang terus-menerus bekerja. Sehingga, hustle culture dapat dikatakan sebagai budaya, dimana seseorang terus-menerus terlalu over dalam bekerja, terlalu produktif, atau bisa dikatakan “gila kerja.”


Dilansir dari laman Lifestyle Kompas, gaya hidup dengan menjadi hustle culture bisa memberikan dampak yang cukup besar untuk kesehatan mental seseorang yang selalu memikirkan pekerjaan hingga tak kenal waktu sehingga bisa menyebabkan depresi atau stress.

Dengan gaya hidup yang seperti itu bisa berdampak negatif untuk diri sendiri serta pandangan negatif orang lain terhadap kita. Untuk itu, cara mengatasinya bisa melakukan, sebagai berikut:
  • Sadar bahwa mengalami dan terganggu oleh hustle culture
  • Mengatur ulang pola jam kerja
  • Melakukan evaluasi  atau sharing kepada kerabat kerja untuk masalah yang terjadi
  • Transparan atau terbuka kepada atasan untuk pekerjaan yang sudah kamu lakukan
  • Dan tetap mengapresiakan diri sendiri terhadap pekerjaan apapun yang sudah kita lakukan.
  • Merasa cukup dalam melakukan pekerjaan apapun.
  • Berhenti sejak untuk tidak menggunakan media sosial

Faktor-faktor yang bisa juga menyebabkan hustle culture, dilansir dari ValidNews.id, sebagai berikut:
  • Adanya perkembangan teknologi yang semakin cepat dalam dunia. Apalagi dalam dunia kerja yang hampir sebagai bisa dikatakan dapat dipermudah oleh teknologi yang ada.
  • Menjadikan kekayaan orang lain dijadikan patokan hidup agar bisa menyamaratakan kehidupannya. Seperti membandingkan kekayaan atasan serta jabatan agar bisa didapatkan.
  • Toxic Positivity yang dapat menyebabkan seseorang mengabaikan kesehatan dirinya sendiri, yaitu lupa untuk beristirahat dalam melakukan pekerjaan.
  • Fakto eksternal bisa juga menjadi penyebab faktor hustle culture. Sebab selalu hanya melihat kesuksesannya yang membuat kita menjadi gila kerja demi mendapatkan hasil yang memuaskan.
Nah buat para Be-emers semoga kita gatermasuk kedalam hustle culture yah. Bekerja sesuai dengan porsinya saja.

Baca Juga: Kenali Ciri-Ciri Terperangkap Hustle Culture dan Cara Menghindarinya