Harga Bahan Baku Tekstil Melambung, Pengusaha Naikkan Harga Jual

Harga Bahan Baku Tekstil Melambung, Pengusaha Naikkan Harga Jual Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Harga Bahan Baku Tekstil Melambung, Pengusaha Naikkan Harga Jual Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Like

Melesatnya harga bahan baku kapas di pasar internasional belakangan ini menyebabkan Asosiasi Pertekstilan Indonesia menyatakan industri tekstil dalam negeri perlahan akan meningkatkan harga jual produk mereka.

Jemmy Kartiwa Sastraatmadja selaku Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengatakan bahwa hanya beberapa bahan baku yang mengalami peningkatan harga, seperti polyester dan rayon, karena kedua bahan tersebut umum digunakan di Indonesia. Ia juga  mengatakan bahwa hal tersebut akan memiliki dampak pada penyesuaian harga jual, karena penyesuaian harga jual itu perlu waktu.

Dilansir dari China Chemical & Fiber Economic Information Network (CCFEI), terjadi peningkatan harga sebesar 11 persen pada serat polyester selama dua pekan terakhir. Menurutnya, kenaikan harga tersebut dipengaruhi oleh adanya krisis energi yang melanda negara tersebut.

Ia juga mengatakan bahwa mereka tidak bisa berbuat banyak karena hal tersebut merupakan barang komoditi. Harga bahan baku seperti polyester, kapas, dan rayon turut mengikuti harga pasar internasional.

Untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan harga kapas di pasar internasional yang mulai melebihi US$1 atau setara dengan Rp 14.052 per ponnya, Kementerian Perindustrian berfokus mengembangkan bahan baku pengganti seperti rayon, polyester, hingga serat bambu.


Sebelumnya, Elis Masitoh selaku Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian mengatakan bahwa langkah-langkah tersebut merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi gejolak harga kapas di pasar internasional. Ia menambahkan bahwa untuk dapat menghasilkan produk yang memenuhi standar eskpor, kementeriannya juga telah mendorong pencampuran sejumlah bahan baku pengganti.

Elis juga mengatakan bahwa industri rayon di Indonesia juga telah mengembangkan kapasitasnya, bahkan bisa dikatakan dapat menggantikan kapas.

Meskipun begitu, ia juga mengakui terdapat beberapa jenis kapas yang tidak mudah digantikan oleh rayon. Untuk menangani masalah itu, menurutnya untuk mencapai produk yang sesuai standar bahan baku kapas, dapat diatasi dengan mencampurkan rayon dengan bahan baku lain seperti polyester hingga serat bambu.

Elis juga menyebutkan bahwa industri polyester dalam negeri belakangan ini mulai berhasil menciptakan sifat kapas pada bahan baku polyester. Dengan berhasilnya penembangan bahan baku alternatif tersebut dapat menjadi solusi bagi industri tekstil dalam negeri berbasis kapas dan berorientasi ekspor.

Ia menambahkan bahwa mereka akan terus mempromosikan bahan tersebut, dan juga akan mensosialkan kepada calon pembeli yang tujuannya ekspor.

Berdasarkan Bloomberg, karena permintaan yang ketat, harga kapas telah melonjak 28 persen sepanjang tahun ini, terutama dari China. Hal ini ditambah akibat adanya pandemi yang mengganggu pasokan dan logistik yang dipicu oleh naiknya biaya pengiriman.

Semakin tingginya harga serat tersebut, akan membuat biaya produksi pakaian akan meningkat. Para pelangganlah yang kemungkinan akan terbebani oleh biaya tersebut, yang mengakibatkan inflasi untuk segala macam pakaian, mulai dari kaos hingga celana jeans.