Garuda Indonesia Dikabarkan Bakal Diganti Pelita Air Illustration Bisnis Muda - Image: Garuda Indonesia
Likes
Nasib Garuda Indonesia sedang berada di ujung tanduk alias terancam pailit nih, Be-emers. Bahkan, emiten penerbangan dengan kode saham GIAA itu dikabarkan bakal digantikan dengan Pelita Air lho!
Seperti yang kita ketahui, Garuda Indonesia memang mengalami tekanan kinerja yang cukup berat. Ditambah lagi, pandemi Covid-19 semakin membuat posisi GIAA terancam pailit nih.
Berdasarkan laporan keuangannya hingga 30 Juni 2021, Garuda Indonesia mengalami kerugian hingga US$ 898,66 juta! Pendapatan usaha GIAA pun tercatat US$ 696,8 juta, menurun 24 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
Memang sih, pihak manajemen Garuda Indonesia diketahui masih melakukan sejumlah optimalisasi sejumlah langkah strategis untuk perbaikan kinerja usaha. Salah satunya yakni dengan mengoptimalkan pendapatan dari penerbangan tidak berjadwal dan kargo.
Buktinya, berdasarkan catatan Bisnis.com, pendapatan GIAA dari penerbangan tidak berjadwal telah mengalami kenaikan hingga 93,2 persen di semester I/2021. Sementara angkutan kargo Garuda Indonesia juga tumbuh 37,56 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
Namun, itu semua sepertinya masih belum bisa menyelamatkan Garuda Indonesia secara penuh nih, Be-emers. Pasalnya, dilansir dari laman IDX Channel, Menteri BUMN Erick Thohir menilai GIAA menanggung beban kerja dan keuangan karena tingginya utang yang dimilikinya!
Diketahui, Erick Thohir menyebut kalau Garuda Indonesia masih terlilit utang hingga Rp 70 triliun lho, Be-emers! Utang tersebut disebabkan oleh biaya sewa atau leasing pesawat yang dinilai melebihi batas wajar.
Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) Berhasil Selesaikan Perkara Internasional dengan Rolls Royce dan Aercap Nih
Rencana Garuda Indonesia Digantikan oleh Pelita Air
Saat ini, nama Garuda Indonesia telah dikenal sebagai salah satu maskapai dengan pelayanan terbaik. Bahkan, dilansir dari laman resminya, Garuda Indonesia telah meraih penghargaan The World’s Best Cabin Crew Skytrax untuk kelima kalinya lho!Sayangnya, tekanan kinerja dan utang Garuda Indonesia menjadi beban tersendiri bagi Kementerian BUMN nih. Sebelumnya, pada pertengahan September 2021, BUMN penerbangan yang eksis sejak 1949 itu telah mendapat persetujuan dengan sejumlah BUMN guna merestrukturisasi utang dalam jangka panjang.
Perjanjian dengan Pertamina, Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, dan Perum LPPNPI itu disepakati dengan rata-rata jangka waktu tiga tahun. Enggak hanya itu, Kementerian BUMN pun diketahui berencana untuk memfokuskan perubahan model bisnis Garuda Indonesia.
Di tengah rencana dan kesepakatan tersebut, tiba-tiba saja berhembus kabar bahwa Pelita Air bakal menggantikan posisi Garuda Indonesia!
Soalnya, dilansir dari laman Bisnis, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sedang memproses dokumen perizinan yang diajukan Pelita Air Service sebagai maskapai layanan berjadwal dan Air Certificate Operator (AOC) nih. Seperti yang diketahui, Pelita Air merupakan layanan penerbangan charter atau sewa.
Kalau kata Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto, dikutip Bisnis, perizinan tersebut diajukan untuk mendukung program Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung.
Namun, pas dikonfirmasi terkait wacana Pelita Air sebagai anak usaha Pertamina bakal menggantikan posisi GIAA sebagai maskapai nasional, pihak Perhubungan Udara Kemenhub belum dapat mengkonfirmasinya nih.
Adapun, kini izin layanan penerbangan berjadwal dan AOC Pelita Air sudah resmi diterbitkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Gimana menurut kamu, Be-emers?
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.