Kantong Plastik Dilarang, Bisnis dengan Kemasan Besek Bisa Jadi Solusi

Besek Illustration - Canva

Besek Illustration - Canva

Like

Be-emers sudah tahu belum? Per 1 Juli 2020 kemarin, penggunaan kantong plastik sekali pakai sudah mulai dilarang di wilayah DKI Jakarta. Larangan tersebut juga secara resmi diatur dalam Pergub Nomor 142 Tahun 2019.

Hal itu tentunya jadi langkah tepat buat mengurangi konsumsi kantong plastik yang cenderung enggak ramah lingkungan. Soalnya, menurut Kepala Sub Direktorat Barang dan Kemasan Direktorat Pengelolaan Sampah KLHK Ujang Solihin, dikutip dari Bisnis.com, konsumsi kantong plastik naik 8,83 persen di tahun 2018.

Di sisi lain, kebijakan tersebut juga menjadi salah satu tantangan bagi pedagang dan pengusaha. Kebiasaan penggunaan kantong plastik untuk mengemas produk atau barang dagangan, kini harus diubah menyesuaikan peraturan yang berlaku.

Eco-bag memang sudah mulai marak digunakan sebagai pengganti kantong plastik. Meski begitu, ternyata masih ada alternatif lain yang bisa digunakan untuk mengemas produk dagangan kamu lho, Be-emers.

Salah satunya, kamu bisa coba untuk menggunakan besek sebagai wadah kemasan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), besek adalah tempat yang terbuat dari anyaman bambu tertutup berbentuk segi empat.


Besek sudah digunakan sejak lama oleh masyarakat Indonesia. Merupakan wadah kemasan tradisional, besek bisa digunakan untuk menyimpan berbagai benda, enggak terkecuali makanan.

Umumnya, besek digunakan sebagai wadah untuk menyimpan bumbu dapur. Namun, besek juga sering kali dijadikan wadah untuk kemasan oleh-oleh dan aneka makanan.
 

Keunggulan Besek

Dalam sebuah penelitian, diketahui penggunaan besek di Kabupaten Banyumas sudah mulai terkenal sejak tahun 1918. Saat itu, besek pertama kali dikenalkan sebagai wadah untuk kemasan oleh-oleh getuk goreng khas Banyumas.

“Tahun 1918 itu getuk goreng H. Tohirin dibuat. Sebelumnya, getuk goreng cuma dibungkus pakai daun saja,” ungkap seorang pedagang getuk goreng bernama Komar, dikutip dari penelitian berjudul Komunikasi Visual pada Kemasan Besek Makanan Oleh-oleh Khas Banyumas yang ditulis oleh Evelyn Lukitasari.

Sejak saat itu, kemasan oleh-oleh Banyumas identik dengan besek. Enggak cuma getuk goreng, oleh-oleh lainnya seperti mendoan, kripik, nopia, dan sebagainya hingga saat ini masih didominasi kemasan besek.
 

Paket Besek Medoan Mas Epung - Foto: Instagram @mendoan_pwt

Paket Besek Medoan Mas Epung - Foto: Instagram @mendoan_pwt



Hal itu juga yang dilakukan oleh Tefur Nur Rohman. Pengusaha camilan tempe mendoan “Mas Epung” itu menggunakan besek sebagai karakteristik dari kemasan produknya.

“Sampai sekarang sih sebenarnya pakai besek. Iya, selain lebih tradisional, lebih enak gitu lah kalau buat jinjingan,” ungkapnya. Selain itu, hal itu ia lakukan untuk saling membantu bisnis orang tua temannya yang merupakan pengrajin besek.

Adapun, penggunaan besek juga termasuk hemat, Be-emers. Harganya berkisar dari Rp500 hingga Rp2.000, tergantung dari ukurannya ya.

Jika kamu punya produk berupa makanan, jangan takut untuk menggunakan besek sebagai kemasan. Soalnya, besek dinilai bisa membuat makanan tidak cepat basi karena terdapat celah-celah kecil tempat udara dapat keluar masuk dengan baik.

Produk makanan seperti gudeg juga biasanya dikemas dalam besek. Selain itu, produk makanan yang sudah populer kayak Gudeg Yu Djum dan Ayam Wang Taliwang milik influencer Jovi Adhiguna juga menggunakan besek sebagai wadah kemasannya lho.
 

Kemasan Besek Ayam Wang Taliwang - Gambar: Instagram @wang.taliwang

Kemasan Besek Ayam Wang Taliwang - Gambar: Instagram @wang.taliwang


Kamu tertarik buat mencoba menggunakan besek sebagai kemasan produk usaha kamu enggak nih, Be-emers?