Yuk Mengenal Guerilla Marketing

sumber: skroutz.gr

sumber: skroutz.gr

Like

Kalian pernah dengar Ambient Marketing? Ambush Marketing? Astroturfing Marketing? Outdoor & Indoor Marketing? Viral Marketing? Itu lah bagian dari Strategi Guerilla Marketing.
 

Apa itu Guerilla Marketing?

Secara harfiah, Guerilla bisa dikatakan gerilya atau sembunyi-sembunyi. Guerilla Marketing adalah strategi marketing yang tidak menyampaikan promosi ataupun ajakan secara tersurat, tetapi menggunakan unsur-unsur lain dalam advertising untuk membuat keadaan psikologi konsumen tertarik.

Kalau menurut Investovedia, Guerilla marketing adalah sebuah taktik pemasaran yang menggunakan kejutan dan interaksi non-konvensional untuk mempromosikan produk atau layanan mereka.

Baca Juga: Guerilla Marketing, Strategi Pemasaran yang Hemat Budget!

Strategi marketing satu ini berbeda dari taktik-taktik pemasaran tradisional. Pasalnya, guerilla marketing sangat bergantung pada interaksi perusahaan dan audiens, anggaran yang minim, serta kelompok promotor yang bertanggung jawab untuk menyebarkan informasi produk di lokasi tertentu.

Kalau kalian masih bingung, mungkin gini contohnya, iklan tradisional membuat suatu papan iklan atau video isi nya berisi ajakan untuk membeli suatu produk.


Bisa juga menyewa suatu artis untuk mempromokan barang (endorse). Sedangkan di dunia olahraga, contohnya seperti papan sponsor di lapangan.

Nah, kalau guerilla tidak seperti itu. Contoh perusahaan kursi, mereka meletakkan 1 kursi premium yang nyaman dan empuk sejajar dengan 4 kursi middle low yang harga nya murah, kemudian para pembeli diperbolehkan untuk mencobanya.

Para pembeli akan digiring untuk membeli kursi premium dengan memanfaatkan kondisi psikologi mereka. Pengalaman rasa nyaman yang diberikan akan mengarahkan para pembeli kepada pembelian kursi kelas premium.

Kalau kita pernah menonton acara kesehatan dr. Oz di TV, sebenarnya banyak iklan guerilla yang tampil di sana. Sadar atau tidak sebenarnya topik kesehatan setiap episodenya adalah iklan guerilla.

Contohnya, ketika pengobatan kanker yang dapat diberkan obat alternatif berupa ekstrak kulit manggis, sebenarnya tanpa penampilan merk pun, para penonton akan mencari informasi tentang obat ekstrak kulit manggis tersebut.

Ada juga strategi yang mungkin kita tidak sadari dan bikin kaget. Banyak perusahaan yang membayar orang untuk mengkritik produk nya atau menjelek-jelekan produk perusahaan tersebut. Kemudian dia membayar beberapa orang untuk memuji produk perusahaan tersebut.

Kontroversi pun terjadi di masyarakat, akhirnya masyarakat banyak mencari kebenaran informasi tersebut. Influencer pun bakal banyak yang menimbang plus minus produk nya. Secara tidak sadar kita sebenarnya sudah termakan iklan guerilla.

Kita membicarakan produk itu, membelinya untuk sebuah tes, ketika cocok kita malah berlangganan. Ini justru lebih efektif daripada memasang iklan di papan pinggir jalan.

Perusahaan di dunia yang terkendal sering membuat iklan guerilla adalah apparel olahraga Puma. Puma sering kali memasarkan produknya dengan iklan guerilla. Bagi penggemar sepakbola, tentu sering mendengar kisah Pele dengan Puma di pialah dunia.

Pada pagelaran Piala Dunia 1970, Puma membayar Pele untuk mengikat tali sepatunya sesaat sebelum kick-off. Pele dibayar USD 25.000 untuk melakukan itu, kamera pun menyorot sepatu Puma yang dikenakan oleh Pele.

Nama Puma yang dilihat para penonton di TV langsung melejit tanpa membayar televisi untuk mengiklankan produk Puma. Ini lah cikal bakal endorse di dunia sepakbola.

Pada pagelaran Piala Dunia 2002 di Jepang dan Korea Selatan, Puma membuat kontroversi. Pada saat itu Puma membuat jersey timnas Kamerun dengan desain tanpa lengan. Hal ini langsung membuat FIFA geram.

Meski tidak ada regulasi yang melarang, FIFA tetap meminta timnas Kamerun memakai jersey standar menggunakan lengan. Hal ini dilakukan FIFA karena membuat kesan sepakbola terlihat seperti permainan Basket.

Kontroversi ini rupanya diliput oleh banyak media, jadi pembicaraan di lingkungan pesepakbola, sehingga menarik perhatian para distributor dan konsumen untuk membeli dan mencoba produk dari Puma. Secara tidak langsung, Puma menggiring banyak pihak untuk mengiklankan produk mereka tanpa membayar media tersebut.

Yang terbaru adalah Olimpiade Rio De Janeiro Brazil pada tahun 2016. Ada peraturan dari komite olimpiade yang melarang segala bentuk kampanye dan periklanan tampil di kostum atau perlengkapan para atlit.

Baca Juga: Berapa Bonus yang Diterima Atlet Peraih Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020?

Ini juga termasuk logo dari suatu negara maupun apparel. Puma yang pada saat itu mensponsori Usain Bolt tidak menampilkan logo nya pada sepatu maupun baju dari Bolt.

Lalu, bagaimana Puma menunjukkan sponsornya? Setelah Usain Bolt memenangkan medali emas, ia merayakannya dengan berfoto pose kemenangan sambil memegang "Sepatu Emas" yang bertuliskan Forever Fastest.

Tidak berapa lama, Puma mengupload foto sepatu itu di akun twitternya dengan hashtag Forever Fastest sesuai dengan tulisan pada sepatu emas Usain Bolt. Pemasaran ini terbukti membuat penjualan Puma meningkat drastis pada saat itu.

Bagaimana, elegan sekali kan Guerilla Marketing? Tertarik untuk mencobanya?