Sandwich Generation (Sumber: Canva)
Likes
Dilansir dari Bisnis.com, Sandwich digunakan sebagai analogi karena terdiri dari beberapa lapisan yang saling menghimpit. Orang yang teridentifikasi sebagai sandwich generation diibaratkan berada di bagian tengah dari tumpukan tersebut.
Dalam banyak kasus, sandwich generation meliputi generasi milenial yang harus menghidupi orang tua atau anggota keluarga lainnya. Bagi yang sudah menikah, selain harus memenuhi kebutuhan keluarganya sendiri, generasi ini harus menanggung pula beban finansial orang tua atau saudaranya.
Hal ini mengakibatkan banyak dari sandwich generation yang finansialnya berantakan hingga tidak dapat menabung atau bahkan susah memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Menurut perencana keuangan Budi Rahardjo, yang dikutip oleh Bisnis.com, sandwich generation terjadi karena generasi tua gagal mengelola keuangannya.
Salah satunya tidak menyiapkan tabungan pensiun karena pada masa mereka perencanaan keuangan dan persiapan hari tua belum menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia.
Bagi kamu yang saat ini menjadi sandwich generation tidak perlu overthinking, cukup rencanakan keuanganmu secara matang biar enggak boncos. Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatur keuangan jika kamu termasuk sandwich generation.
- Kerjasama dengan Kerabat atau Anggota Keluarga Lainnya
Jika kamu sandwich generation yang masih memiliki saudara atau kerabat, mintalah bantuan mereka dalam memberikan bantuan kebutuhan hidup untuk orang tuamu sehingga kamu bisa mengalokasikan dana lebih banyak untuk keluargamu sendiri.
Menurut perencana keuangan, Budi Rahardjo, yang dikutip Bisnis.com, meminta bantuan kerabat lain atau membagi beban dengan kerabat lainnya perlu dilakukan untuk meringankan beban finansial pribadi.
- Buat Skala Prioritas
Bedakan antara gengsi dan kebutuhan. Ada stereotipe dalam masyarakat yang melihat generasi milenial sebagai generasi yang banyak menghabiskan uang untuk menunjang gaya hidup.
Dengan membuat skala prioritas kamu bisa menentukan mana kebutuhan mendesak dan mana yang bisa ditunda dahulu. Ini akan membuatmu bijak dalam menghabiskan uang. Skala prioritas ini juga termasuk kebutuhan orang tua yang kamu tanggung.
- Simpan Dana Darurat
Dana darurat penting jika tiba-tiba keluarga kita mengalami musibah yang membutuhkan banyak dana. Sayangnya, banyak orang yang melewatkan dana darurat dalam perencanaan keuangan mereka.
Dalam Bisnis.com, Kepala Tim Komunikasi Publik LPS, Anggia Raniardhy, mengatakan bahwa alokasi penghasilan atau keuangan sejak masa muda/produktif yang ideal minimal 20 persen dari penghasilan kerja/usaha. Dari 20 persen tersebut, 10 persen diprioritaskan untuk dana darurat.
Merawat orang tua di masa tuanya adalah kewajiban, tapi menjaga keuangan agar tetap sehat adalah skill yang harus dimiliki agar anak-anakmu kelak tidak menjadi sandwich generation.
Punya pengalaman yang sama seputar keuangan dan ingin membagikannya juga? Yuk, mulai tulis pengalamanmu seputar investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, ataupun entertainment di Bisnis Muda dengan klik "Mulai Menulis".
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.