Cara Diversifikasi Portofolio untuk Kurangi Risiko Investasi!

IDXChannel

IDXChannel

Like

Sering dengar  istilah do not put all your eggs in one basket? Ungkapan ini menggambarkan bagaimana  orang sering lupa menginvestasikan dananya hanya di satu instrumen investasi saja. Contohnya seorang investor yang membeli saham dalam jumlah besar hanya dari satu perusahaan. 

Ketika harga saham yang dibelinya turun drastis, maka investasinya pun ikut ambruk nilainya, akhirnya investor itu menderita kerugian besar.

Contoh diversifikasi portofolio adalah seorang investor mengalokasikan dananya ke instrumen investasi A, B, dan C. Jika investasi A turun, sedangan investasi B dan C tidak naik, maka investor tidak mengalami kerugian yang besar karena dua dananya masih ada di instrumen lainnya. 

Tujuan dari diversifikasi portofolio adalah meminimalisasi risiko investasi. Sebelum kita belajar tentang diversifikasi portofolio, sebaiknya kita juga berinvestasi sesuai dengan profil.

Artinya untuk mendapatkan imbal hasil optimal, kita mengenal lebih dulu profil risiko kita sebelum membeli produknya.


Baca Juga: Diversifikasi Aset VS Konsentrasi Aset, Mending Mana Ya?


Berikut adalah beberapa jenis profil risiko


1.  Agresif


Investor yang berani ambil risiko tinggi. Investor tidak ragu mengalokasikan uang dalam jumlah besar ke jenis investasi berisiko tinggi.   

Agresif untuk mendapatkan peluang pertumbuhan modal sehingga dapat imbal hasil optimal. Berinvestasi pada aset yang berisiko tinggi seperti reksadana saham, saham, dan crypto.


2.  Moderat


Investor yang merujuk mengambil risiko besar tetapi berhati-hati memilih instrumen aset.  Selalu berusaha seimbangkan antara risiko dengan imbal hasil sehingga dapat keuntungan optimal.


3. Konsevatif


Investor yang cenderung pilih investasi aman dan risiko rendah. Investor menghindari risiko tinggi dan menyukai produk dengan nilai stabil. Contohnya  emas, SBN, deposito P2P lending.


Cara diversifikasi portofolio investasi


1. Tentukan tujuan dan alokasi dana investasi


Pertama kita harus menentukan tujuan dari investasi yang ingin diperoleh. Apakah untuk biaya menikah, biaya sekolah dan sebagainya.

Baca Juga: Ini Cara Sukses Investasi Saham di Tengah Pasar yang Fluktuatif!


2. Pahami kapasitas risiko


Kapasitas risiko merujuk kepada seberapa tingkat risiko yang kita tolelir saat berinvesasi. Setelah mengetahui toleransi risiko, barulah kita tentukan instrumen investasi yang cocok dipilih.


3. Pilih portofolio dengan cermat


Selesai mengetahui tujuan, besar alokasi dana, kapasitas risiko diri, cara diversifikasi, selanjutnya memilih investasi dengan cermat.

Pelajari produk dengan cermat karena tiap produk punya tingkat pengembalian dan risiko yang berbeda. Gali dan baca dengan cermat potensi untung ruginya.


4.  Penyesuaian Berkala


Dalam melakukan diversifikasi diharapkan untuk tetap melakukan pengecekan berkala karena ada tren produk yang selalu berubah . 

Contohnya ketika suku bunga pasar naik di atas kupon obligasi, obligasi kurang menarik investor, akibatanya obligasi akan turun.

Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.