Isu Nyamuk Wolbachia Bill Gates 'Katanya' Bahaya Bikin Heboh! Ini Kata Pakar

Nyamuk Bill Gates? (canva)

Nyamuk Bill Gates? (canva)

Like

Be-emers udah denger soal nyamuk Bill Gates belum?

Kabar penyebaran nyamuk Bill Gates atau nyamuk Wolbachia di Indonesia mengundang perhatian publik hingga menimbulkan pro dan kontra. 

Sebelumnya, beredar klaim di medsos bahwa penyebaran nyamuk ini merupakan misi Bill Gates untuk membentuk genetik LGBT. Apa iya?

Menurut pakar kesehatan IDI, Profesor Zubairi Djoerban, nyamuk yang bernama Wolbachia ini merupakan sebuah proyek yang dikembangkan oleh World Mosquito Program (WMP) –sebuah perusahaan milik Monash University. 

Mungkin karena proyek ini mendapat dukungan dari Bill & Melinda Gates Foundation, makanya disebut jadi "nyamuk Bill Gates". Padahal, tujuan dikembangkannya proyek ini adalah untuk menurunkan penyebaran Demam Berdarah (DBD), demam kuning, dan chikungunya lho. 


"Bakteri Wolbachia ini dapat melumpuhkan virus dengeu yang terkandung dalam nyamuk aedes aegypti. Gampangnya, ini seperti vaksin, tapi yang divaksin itu nyamuknya agar tidak menyebarkan virus ke manusia," jelasnya.
 

Apa itu inovasi wolbachia?


Wolbachia adalah sebuah bakteri yang dimasukkan ke nyamuk aedes aegypti jantan. Wolbachia ini dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes aegypti, sehingga virus dengue tidak akan menular ke dalam tubuh manusia. 

Ketika aedes aegypti jantan berwolbachia kawin dengan aedes aegypti betina, maka virus dengue pada nyamuk betina akan terblokir. Selain itu, jika yang berwolbachia itu nyamuk betina kawin dengan nyamuk jantan yang tidak berwolbachia, maka seluruh telurnya akan mengandung wolbachia. 

Untuk diketahui, hanya nyamuk transgenik jantan yang dilepaskan karena tidak akan menggigit manusia. Sehingga tidak membahayakan dan tidak ikut menyebarkan virus Zika serta patogen lainnya.
 

Perkembangan nyamuk Wolbachia di negara-negara dunia


Nah, menariknya nih Be-emers, nyamuk ini sudah berhasil digunakan di beberapa bagian Brasil, kepulauan Cayman, Panama, India, dan Singapura. 

Di Indonesia sendiri, nyamuk Wolbachia sudah disebar, tepatnya di Yogyakarta. Setelah diteliti oleh UGM, hasilnya kasus DBD pada daerah yang diteliti mengalami penurunan sampai 77%. Begitu pun dengan presentase pasien yang dirawat di RS, turun sampai 86%. 

Yah, di balik penemuan keefektifan Wolbachia terhadap kasus DBD, masih ada juga masyarakat yang belum setuju untuk dilakukan penyebaran nyamuk ini di wilayah sekitarnya, seperti di Bali.

Walaupun demikian, adanya inovasi teknologi Wolbachia ini nggak serta merta menghilangkan metode pencegahan dan pengendalian dengue yang udah ada di Indonesia ya, Be-emers.

Karena itulah masyarakat masih terus diimbau untuk tetap melakukan gerakan 3M plus: menguras, menutup, dan mendaur ulang, plus menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Sehat-sehat terus ya, Be-emers semuanyaa!

Punya opini atau artikel untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.