Pasar Barang Mewah Diklaim Terburuk Sejak 2008

Hermes adalah produk barang mewah (Foto: Canva)

Hermes adalah produk barang mewah (Foto: Canva)

Like

Pasca pandemi Covid-19 yang melanda selama beberapa tahun, keadaan perekonomian global masih naik turun dan terus berusaha untuk pulih. Di antara banyak sektor yang terdampak, pasar barang mewah kini mulai terpuruk.

Saat pandemi memang tidak banyak pembelian barang mewah, tentu orang-orang lebih memilih membeli kebutuhan primer dibanding barang-barang sekunder seperti itu.

Selain produsen, yang terasa dampaknya adalah reseller barang-barang mewah. Sebelum pandemi barang mewah begitu diburu bahkan beberapa jadi barang limited edition. 

Reseller ini kesusahan untuk menjualkan kembali pada customer dan tidak bisa mengembalikan ke produsen. 

Seperti yang diberitakan oleh Wall Street Journal, MyTheresa, reseller barang-barang desainer, mengatakan bahwa perusahaan tersebut mengalami kondisi pasar terburuk sejak 2008.


Dengan 44 persen lebih banyak persediaan tersisa di rak pada akhir kuartal terakhir, dibandingkan tahun 2022 lalu.

Menurut The Journal, tingkat pertumbuhan industri pada tahun 2023 diperkirakan akan mencapai setengah dari tingkat pertumbuhan yang terlihat pada tahun 2022.


Tren Barang Mewah Menurun


Bulan lalu Forbes mengeluarkan laporan yang menyatakan bahwa pasar tidak lagi menyukai barang mewah. 

Tren penurunan pada industri ini sudah diperkirakan, mengutip analisis dari RBC Capital Markets yang menyalahkan inflasi, tren pertumbuhan yang tidak berkelanjutan, dan menaikkan harga terlalu jauh dari jangkauan pembeli sebagai alasan kemungkinan penurunan.

Akibatnya, vendor online, seperti MyTheresa, dan butik independen memiliki kelebihan stok yang tidak dapat mereka hilangkan.

Brand besar merespon keadaan ini dengan kegelisahan akan turunnya pamor dan eksklusivitas brand mereka. Mereka tidak mengizinkan diskon besar atau tawar-menawar sama sekali.

Burberry bahkan membeli kembali produknya dari department store yang mungkin tergoda untuk memangkas harga.

Pada suatu waktu, brand bahkan rela membakar produk mereka yang tidak terjual untuk menjaga faktor kelangkaan dan eksklusivitas citra mereka. 

Di bawah tekanan dari kelompok lingkungan dan badan pengatur Eropa, Burberry menjadi salah satu label pertama yang secara terbuka bersumpah untuk menghentikan penghancuran barang pada tahun 2018.

Kira-kira kapan pasar barang mewah akan kembali seperti sebelum pandemi?

Mau tulisanmu dimuat juga di Bisnis Muda? Kamu juga bisa tulis pengalamanmu terkait investasi, wirausaha, keuangan, hingga lifestyle di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.