Ronald James Read, Tukang Sapu yang Jadi Investor Sukses dan Bijaksana

Ronald James Read mendonasikan sebagian besar hartanya ke sebuah perpustakaan setelah meninggal. (Sumber gambar: trueactivist.com)

Ronald James Read mendonasikan sebagian besar hartanya ke sebuah perpustakaan setelah meninggal. (Sumber gambar: trueactivist.com)

Like

Sebagian besar orang mungkin ingin menjadi pengusaha sukses, multi-milyuner, mempunyai Lamborghini yang terparkir di dalam garasi rumahnya di kawasan perumahan elit.

Kira-kira begitulah gambaran banyak orang awam terhadap kekayaan. Influencer di media sosial dengan ribuan pengikut punya peran besar dalam membentuk pola pikir generasi muda semacam ini.

Akan tetapi, pernahkah kamu berpikir seseorang yang berprofesi sebagai tukang sapu sebuah pom bensin di Amerika Serikat mempunyai harta mencapai $8.000.000. Dia adalah Ronald James Read, yang  akhirnya dikenal sebagai filantropis.

Kekayaan yang dirinya miliki bukanlah hasil dari kemenangan lotre atau undian kupon berhadiah. Semua itu, merupakan bagian dari keuletan dan kesabarannya berinvestasi.

Read bisa saja membeli rumah dan mobil paling mewah kala itu, tetapi tidak dilakukannya.
 

Punya Kehidupan yang Sederhana

Read dikenal sebagai orang yang sangat bersahaja. Lahir dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang hanya cukup membiayai pendidikannya sampai lulus SMA.


Dia diberhentikan dengan hormat dari Angkatan Darat Amerika Serikat, kemudian kembali ke kampung halamannya menjadi seorang petugas pom bensin selama 25 tahun.

Read sepertinya senang melakukan aktivitas fisik, karena pada tahun 1979 dirinya bekerja paruh waktu sebagai petugas kebersihan.

Dia memiliki rumah sederhana dengan 2 kamar yang ditinggali bersama istri tercintanya. Harga rumahnya kala itu tidak lebih dari $12.000.

Pria ini punya kehidupan layaknya masyarakat umumnya. Selain menyibukkan diri dengan bekerja, dia rutin memotong kayu dan mengunjungi sanak saudara.

Satu kegiatan yang rutin dirinya lakukan adalah mengunjungi perpustakaan, dia suka ilmu pengetahuan.

Investasi Jangka Panjang Ronald Read

Kunci sukses Read sebenarnya bukanlah sesuatu yang merepotkan atau memerlukan keilmuan yang sangat tinggi. Akan tetapi, tidak semua orang memiliki kemampuan ini dan mempertahankannya jangka waktu yang sangat panjang. Ronald Read punya kesabaran.

Read fokus berinvestasi pada jenis saham yang benar-benar dirinya pahami. Pria ini, melakukan investasi jangka panjang. Dia berinvestasi di saham blue chip dari penghasilannya.

Dirinya tidak terlalu tergiur untuk membuat keputusan dengan harapan memperoleh untung jangka pendek. Read paham betul apa yang dia lakukan dan konsisten melakukannya sepanjang hidup.

Mengutip dari salah satu buku best-seller, Psychology of Money, Pria yang lahir dari pedesaan Vermont ini meninggal pada tahun 2014 silam, di usianya ke-92 tahun. Kejadian ini buat geger, hingga masuk ke media internasional.

Pasalnya, Read meninggal dengan harta senilai $8.000.000. Pada tahun tersebut ada sekitar 2 juta warga Amerika yang meninggal dan hanya 4.000 diantaranya yang memiliki harta sebesar itu. 

Read memang seorang yang dermawan, dia menyumbangkan tiga per empat dari harta peninggalannya tersebut rumah sakit dan perpustakaan melalui surat wasiatnya.

Hidup Frugal Ala Read

Punya kekayaan yang besar tak lantas membuat Read menghambur-hamburkan uangnya begitu saja. Gaya hidup semacam ini biasa generasi sekarang sebut sebagai frugal living.

Gaya hidup ini menekan pengeluaran dan mengedepankan fungsionalitas dari benda yang dibeli. Hidup sebenarnya bisa saja sangat murah apabila kita mengedepankan fungsionalitas terhadap setiap keputusan finansial kita.

Akan tetapi, biasanya ada dua hal yang menyebabkan hidup jauh lebih mahal yaitu gengsi dan sifat impulsif. 
Gengsi biasanya timbul untuk memperlihatkan status sosial dalam suatu kelompok tertentu.

Tuntutan semacam ini dapat muncul dengan berbagai macam motif seperti dorongan lingkungan sekitar dan keinginan untuk lebih dipandang dalam interaksi sehari-hari.

Sedangkan sifat impulsif merupakan ketidakmampuan untuk membedakan kebutuhan dan keinginan. Keinginan seharusnya dapat diukur berdasarkan skala prioritasnya.

Keinginan yang tidak terbendung seringkali memberikan dampak buruk pada keadaan finansial seseorang. Ronald Read  bisa saja membeli rumah mewah dengan halaman yang begitu luas.

Akan tetapi, dia  tahu betul bukan hal itu yang dirinya butuhkan. Rumah mewah memerlukan perawatan ekstra, belum lagi tanggungan pajak yang tidak sedikit.

Lalu, Investor Mana yang Lebih Baik?

Tidak ada yang lebih baik dan lebih buruk secara mutlak dalam investasi. Semua kembali kepada tujuan yang ingin dicapai dan model investasi yang seseorang lakukan.

Akan tetapi, banyak tujuan mulia yang dicapai menggunakan uang. Perlu diingat semakin besar nilai properti yang kalian miliki berbanding lurus dengan biaya pemeliharaannya.

Memperoleh kekayaan mungkin satu hal, tetapi mempertahankan kekayaan dan bijak terhadap setiap harta yang dimiliki merupakan suatu disiplin ilmu yang sangat berbeda.