Bisnis vs Saham (Foto: pixabay.com)
Likes
Sebagai anak muda yang melek di dalam dunia ekonomi yang semakin cepat berkembang, ada baiknya jika kamu juga memahami bisnis dan saham.
Mempelajari dunia saham bisa kamu mulai sedini mungkin dan tidak ada ruginya.Jadi ketika omset keuntungan bisnismu meningkat, kamu bisa meinvestasikannya dengan tepat di pasar saham.
Yuk, ini dia pembahasan singkat seputar keuntungan berbisnis dan bermain saham.
Solusi Jika Masih Sibuk Berbisnis
Untuk kamu yang telah sukses di dunia bisnis, maka tak ada salahnya untuk mulai bermain saham. Kamu pun bisa melakukan investasi bertahap pada pasar saham blue chip di Indonesia. Pada umumnya, sebutan blue chip merujuk pada beberapa perusahaan raksasa yang ada di dunia. Sebut saja seperti Nestle, Unilever, Disney hingga Indofood, dan lain sebagainya.
Berapa nominal yang harus dimiliki untuk membeli saham? Ada yang menyebutnya 10 juta, 1 juta hingga 100 ribu. Namun faktanya, tidak ada rumus yang tepat untuk hal tersebut. Jadi, kamu dapat menyisihkan uangmu setiap bulannya minimal 100 ribu untuk menabung saham. Ingat kata Hartono bersaudara, miliarder Indonesia mengatakan bahwa seseorang kaya karena berinvestasi pada saham bukan deposito.
Masalah seberapa banyak ini tidak selalu jadi patokan, ya! Keuntungan seseorang dalam pasar saham dilihat dari persentasenya, bukan jumlah uang yang kamu masukkan. Untuk itu, konsistensi adalah kuncinya. Kamu bisa menyimak lebih detail lagi bagaimana proses buka rekening saham di sini.
Perbedaan Saham Dengan Bisnis
Jika melihat dari segi perbedaanya, kedua hal ini tentu saja sangatlah berbeda. Hal ini dikarenakan ketika kamu bermain saham, ini adalah sesuatu yang tidak mudah diprediksi. Jadi, meskipun kamu telah memiiki keahlian untuk membaca grafik ataupun memiliki analisa secara serius, maka hal tersebut tidak akan bisa menjamin bahwa kamu nantinya tidak akan mengalami kerugian yang signifikan.
Terlebih lagi, para pemain yang ada di bursa saham tidak memiliki kekuatan hukum yang berfungsi untuk menggugat bagiannya. Sehingga, ketika perusahaan yang dipegang sahamnya tersebut mengalami kebangkrutan, tidak bisa berbuat apa apa.
Tentu saja, hal ini akan berbeda dengan bisnis. Dimana ketika kamu berbisnis dengan menggunakan barang, maka ketika mengalami kondisi ekonomi yang menurun, barang tersebut masih dapat disimpan.
Sedangkan jika kamu bergelut di bidang jasa, maka kamu pun bisa mengajukan modal kerja, apabila mengalami kondisi penurunan ekonomi. Selain itu, kamu juga bisa melakukan perbaikan manajemen untuk memperbaiki performa bisnis yang dijalankan.
Dari Segi Kerugian
Baik bisnis maupun saham, keduanya sama sama memiliki risiko untuk bangkrut. Akan tetapi yang menjadi perbedaannya adalah ketika bisnis akan mengalami kemunduran, maka hal tersebut dapat dibaca dan memiliki ciri ciri kebangkrutan yang terlihat.Hal ini sebalkinya terjadi pada saham. Jika pada pasar saham akan lebih sulit untuk memprediksinya. Sekalipun harga saham jatuh, bukan berarti perusahaan bangkrut.
Menurut Warren Buffet, saat orang lain takut dan justru menjual sahamnya dalam saat krisis. Inilah momentum bagi para pemain saham untuk membeli saham. Namun, lakukanlah riset, jangan membeli harganya. Namun, belilah nilai perusahaannya.
Dalam arti, lihat kualitas dari perusahaan terlebih dahulu. Saat membeli saham suatu perusahaan, berarti kamu melihat dan yakin bahwa perusahaan ini akan tetap ada 10 hingga 20 tahun selanjutnya.
Jadi, gimana para pebisnis muda sudah tertarik untuk mulai investasi saham belum? Jangan lupa untuk berinvestasi pada pengalaman, ya! Jadi, tidak ada salahnya nih masih muda sudah berbisnis dan mempelajari saham.
Hari ini omset boleh kecil, namun kebiasaan postif jika dipupuk untuk menabung dan berinvestasi dengan konsisten. Maka, hari tua nanti hidup bisa lebih santai dan dinikmati! Jangan lupa login untuk berkomentar dan menambahkan hal-hal yang pentingnya. Selamat belajar dan mencoba, ya!
Simak Juga: Update Saham Edisi 24 Juli 2020!
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.