Judi online (Judol)  masih jadi ancaman nyata di masyarakat Indonesia. Pada kuartal I tahun ini saja Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengeluarkan laporan total transaksi judi online di Indonesia mencapai Rp100 Triliun.

Angka ini tentunya jadi sangat mengkhawatirkan karena berpotensi dapat melampaui transaksi judi online di tahun 2023.

Pasalnya, total transaksi judi online tahun lalu mencapai Rp327 triliun. Data ini diperoleh dari hasil laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Temuan ini membuktikan kalau masyarakat Indonesia masih sangat berisiko terpengaruh pada iklan-iklan judi online.

Mereka mengharapkan untung besar dari permainan tersebut atau juga digunakan untuk gali lubang tutup lubang.


Baca Juga: Waspada! Kenali Dampak dan 7 Ciri-Ciri Kecanduan Judi Online

 

Peringatan Keras untuk Platform Pengiklan Judi Online

Angka ini jadi bukti signifikan kalau judi online masih eksis di masyarakat. Sebenarnya Kominfo sudah memutus akses sejumlah 1.918.520 situs judi online sejak 17 Juli 2023 - 22 Mei 2024.

Mereka juga telah berupaya mengajukan penutupan 555 akun dompet digital yang berafiliasi dengan situs judi online pada Bank Indonesia pada periode Oktober 2023 - 22 Mei 2024.

Berdasarkan pernyataan Menteri Kominfo, Budi Arie Setiadi, kementeriannya juga telah melakukan menurunkan paksa sebanyak 18.877 konten judi online di website pendidikan  dan 22.714  konten di website pemerintahan.

Selain langkah tersebut,  dalam konferensi pers Menkominfo juga memberi peringatan pada platform untuk turut serta memberantas konten judi online. 

“Hari ini saya ingin menyampaikan hal penting. Yakni peringatan keras pada seluruh pengelola platform digital, seperti X, Telegram, Google, Meta, da Tiktok,” ujarnya.

Peringatan ini Budi Arie layangkan karena Kominfo berhasil menemukan setidaknya 20.241 keyword di Google dan kurang lebih 2.702 kata kunci di Meta yang berkaitan dengan judi online.