Tantangan Implementasi Ekonomi Hijau untuk Pembangunan Berkelanjutan

Photo by Alena Koval on Pexels

Photo by Alena Koval on Pexels

Like

Akhir-akhir ini sedang ramai diperbincangkan soal nasib hutan-hutan di Indonesia yang mulai dibabat habis untuk kepentingan pihak tertentu agar tercipta perputaran ekonomi.

Padahal hutan-hutan di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Di sisi lain Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi Republik Indonesia telah menyatakan bahwa green economy atau ekonomi hijau akan mendorong terciptanya ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang ekonomi hijau, mari kita bahas terlebih dahulu tentang pembangunan berkelanjutan.

Baca Juga: Seruan "All Eyes on Papua" Apa Aja yang Dibahas?

 

Pembangunan Berkelanjutan yang Ramah Lingkungan

Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan yang mempertimbangkan kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan generasi mendatang.


Dengan kata lain, pembangunan berkelanjutan harus memperhatikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan agar dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
 
Selama bertahun-tahun, kegiatan ekonomi manusia telah memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap lingkungan.

Penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan menyebabkan emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.

Penebangan hutan yang tidak terkontrol mengakibatkan hilangnya habitat bagi flora dan fauna serta menyebabkan erosi tanah yang parah.

Selain itu, polusi air dan tanah juga menjadi masalah serius yang perlu segera diatasi.
 
Oleh karena itu, untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan, kita perlu memperkenalkan konsep ekonomi hijau.

Ekonomi hijau adalah konsep ekonomi yang berfokus pada penggunaan sumber daya secara efisien dan bertanggung jawab serta mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat.

Dengan menerapkan konsep ini, diharapkan pembangunan dapat terjadi tanpa merusak lingkungan dan memberikan manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.