Stereotip Panti Jompo, Akankah Relevan dengan Budaya Indonesia?

Like

Realitas Kehidupan Modern

Namun, seiring dengan perubahan zaman dan gaya hidup, tidak semua keluarga mampu merawat orang tua mereka di rumah.

Faktor-faktor seperti kesibukan pekerjaan, jarak geografis, dan kurangnya pengetahuan atau kemampuan merawat lansia membuat pantai jompo menjadi alternatif yang perlu dipertimbangkan.


1. Urbanisasi dan Mobilitas

Banyak keluarga sekarang tinggal di kota yang jauh dari kampung halaman, dengan rutinitas harian yang padat. Hal ini menyulitkan mereka untuk memberikan perawatan penuh waktu kepada orang tua.
 

2. Kebutuhan Khusus

Beberapa lansia membutuhkan perawatan khusus yang mungkin tidak dapat dipenuhi oleh anggota keluarga yang tidak memiliki pengetahuan medis atau perawatan yang memadai.
 

3. Pilihan Pribadi

Ada juga lansia yang lebih memilih tinggal di pantai jompo untuk tetap bisa berkumpul dengan orang-orang seumuran, sehingga tidak merasa kesepian dan tetap dapat bersosialisasi.

Untuk mengakomodasi kebutuhan ini, konsep pantai jompo di Indonesia harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan kebutuhan masyarakat lokal.

Baca Juga: Anak Irish Bella Mengalami Speech Delay, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasi


Untuk memberikan perspektif lebih luas, kita bisa memperlihatkan bagaimana negara lain mengelola konsep pantai jompo yang sukses dan beradaptasi dengan nilai-nilai budaya mereka.

Misalnya, Jepang, negara dengan populasi lansia yang tinggi. Konsep pantai jompo diintegrasikan dengan komunitas lokal sehingga para lansia tetap merasa menjadi bagian dari masyarakat.

Untuk menerapkan konsep serupa di Indonesia memerlukan pendekatan yang bijaksana dan sensitif terhadap budaya.

Langkah-langkah berikut bisa menjadi panduan bagaimana membuat panti jompo yang sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia.
 

1. Edukasi dan Sosialisasi

Mengedukasi masyarakat mengenai manfaat dan tujuan dari pantai jompo merupakan langkah penting yang harus dilakukan.

Untuk menghilangkan stigma negatif mengenai panti jompo. Dapat dimulai dengan kampanye informasi yang menggarisbawahi bahwa menitipkan orang tua di pantai jompo bukan berarti menelantarkan mereka.
 

2. Pelatihan Staf Profesional

Meningkatkan kualitas perawatan dengan melatih staf profesional yang memiliki empati dan kemampuan dalam merawat lansia. Program pelatihan harus mencakup aspek medis, psikologis, sosial dan agama.

Baca Juga: Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak, Beda Kebutuhan Sesuai Usia!

 

3. Kolaborasi dengan Komunitas

Mengajak komunitas lokal untuk berpartisipasi dalam kegiatan di pantai jompo dapat membantu lansia merasa tetap terhubung dengan lingkungan sekitarnya.
 

4. Pengawasan dan Regulasi

Pemerintah harus menetapkan regulasi yang ketat dan melakukan pengawasan rutin untuk memastikan standar perawatan di pantai jompo terpenuhi.
 

5. Model Bisnis yang Berkelanjutan

Mengembangkan model bisnis yang berkelanjutan untuk pantai jompo, termasuk kerjasama dengan sektor swasta dan organisasi non-profit untuk memastikan layanan yang terjangkau dan berkualitas.

Pantai jompo di Indonesia masih menghadapi tantangan besar terkait penerimaan masyarakat dan stigma sosial.

Namun, dengan perubahan gaya hidup dan kebutuhan masyarakat modern, konsep ini perlu diadaptasi dan diterapkan dengan pendekatan yang sensitif terhadap budaya.

Sehingga pada akhirnya pantai jompo tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga tempat di mana para lansia dapat menjalani hidup mereka dengan bermartabat dan bahagia. Salam hari yang bahagia.




----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Whatsapp Group kami! Klik di sini untuk bergabung