Menyalakan Lampu Kreativitas dan Jiwa Entrepreneurship di Tengah Pandemi

Entreprenurship  (Sumber:  Mbizmarket.com

Entreprenurship (Sumber: Mbizmarket.com

Like

Sebagian besar orang merasakan dampak  pandemi .   Beratnya  terutama dalam bidang ekonomi dan kesehatan.   Orang  mengeluh betapa sulitnya untuk bisa meraih pendapatan karena PHK atau berkurangnya pendapatan karena harus bekerja di rumah (shifting pekerjaan). 

Namun, cerita yang sering didengar hanya keluhan, sulitnya mencari pekerjaan, menambah penghasilan dan memulai usaha baru saja.  Sedikit menemukan cerita sukses dan keberhasilan dalam mengarungi kesulitan.   Dibalik semua kesulitan ada cerita keberhasilan dan sukses dari mereka yang mau melakukan dan menggunakan kreativitas dan jiwa entreprenurnya.

Kreativitas itu makin  mudah tumbuh saat kesulitan terjadi.  Kenapa?  Banyak survei mengatakan ketika orang sudah dalam kondisi "kepepet" atau terpaksa,  barulah ia  mau menggalinya  ketajaman intuisi dari pemiliknya. 

Sedangkan entreprenurship itu didefinisikan dengan berbagai macam penjelasan.    Salah satu definisi itu adalah mampu  melihat peluang yang ada. 
Jadi untuk memiliki jiwa "entrepreneur",  kita mampu melihat peluang bisnis  di antara kesulitan yang dihadapi.

Contohnya dua anak muda yang sangat kental dengan entreprenurhsip adalah Yasa Singgi.  Dilahirkan dari ayah dan ibu seorang pekerja. Saat dia  duduk di SMP, ayahnya tiba-tiba mendapat serangan jantung, dan harus operasi  pasang "ring".  


Namun, ayahnya masih  keberatan untuk dioperasi jantung karena biaya operasi  jantung yang cukup besar.  Ayahnya berpikir lebih baik dana operasi digunakan untuk pendidikan anaknya.  

Rupanya kondisi ayahnya yang sakit dan sulit bekerja lagi itu membuat Yasa memutar otaknya untuk bekerja dan mendapatkan uang untuk pendidikannya sendiri.  Boleh dibilang  dia adalah anak yang sangat jeli melihat peluang.  Awalnya, dia beli kaos di Tanah Abang seharga Rp.60.000.   

Lalu, dia kemas dan diberikan label yang menarik dan mampu dijual dengan media social seharga RP.100.000 . Itu tititk awalnya, setelah itu dia jadi anak muda yang berhasil berbisnis dari nol menjadi pebisnis muda yang sukses dengan brand "Mens'Republic" .  Majalah Forbes mengorbitkan nama Yasa Singgih sebagai entrepreneur muda di usia 30 yang memberi perubahan di dunia retail dan e-commerce.

Contoh lainnya adalah Kebab Turki oleh Hendi, dimulai dari jualan kebab turki dengan gerobak di rumahnya, jadi jutaan gerobak di seluruh dunia dengan "franchiche " bahkan misinya  tentang "The World's biggest Kebab Chain" jadi impiannya.

Dalam entreprenurship diperlukan inovasi disertai dengan efisensi, effektif dan semangat kemandirian, serta mampu menciptakan sesuatu yang baru.

Perlu diingat ada tiga elemen yang melekat dalam entreprenurship yaitu daya cipta, daya manfaat dan daya juang.

Daya cipta itu lebih kepada kemampuan berpikir inovatif  menemukan peluang bisnis yang belum ditemukan orang lain supaya  pesaing belum banyak.   Ketika daya cipta datang, tentunya perlu semangat kemandirian 

Semangat kemandirian itu artinya segala sesuatu yang ingin diciptakan itu tidak perlu spektakuler  tetapi sesuatu yang berasa dari hal yang kecil.  Dari hal yang kecil tapi  ada keberlangsungan bisnis yang lancar . 
Daya manfaat adalah manfaat untuk orang lain dan menimbulkan kesejahteraan.  Contoh: Kembali kepada sesuatu yang kecil, Ketika di desa di magelang, seorang ibu yang terpuruk ekonominya karena dia biasa bekerja sebagai guide, saat pandemic harus menganggur.  

Tak perlu menunggu lama, dia punya kreativitas untuk membuat jus jambu dicampur dengan beberapa ramuan dari kapulaga, jahe,kunyit dan lain-lainnya . Selain enaknya jus yang segar , tapi juga terasa manfaatnya bagi Kesehatan untuk imunitas.  Ternyata  produk baru ini sangat disukai oleh orang saat ini yang butuh vitamin dan suplemen untuk imunitas tubuh dalam hadapi Covid 19.

Daya juang dilakukan dengan beberapa hal seperti berikut ini:
  • Leadership:   mampu memberikan teladan dalam bersikap kepada anak buah.  Kepada anak buah, bukan hanya "perintah" saja tetapi butuh keteladanan, misalnya minta kepada bawahan untuk melayani dengan "smile", tapi juga teladan bahwa dia memperlakukan kepada bawahan dengan "smile".
  • Pembelajaran:  setiap kali membuat mencari peluang suatu produk baru, harus dipelajari dengan detail bukan sekedar oh, zaman dulu hanya perlu tempat dan modal.  
  • Profesional:  Ketika bisnis sudah mencapai omzet lebih tinggi, diperlukan profesionalitas yang lebih untuk masuk ke level tinggi.
  • Networking:  sangat berpotensi untuk meningkatkan pemasaran, meningkatkan hubungan yang saling bermanfaat dengan mitra kerjanya.

Tingkat semangat entrepreneurship yang sangat kontekstual:
  1. Fase hidup:   penting mengetahui bahwa entrepreneurship itu tidak selalu cocok antara seseorang dengan dokter yang lainnya.
  2. Fase Diri:  selalu menggali potensi diri dengan memperkaya pengetahuan dan ketrampilan.
  3. Fase bisnis:  dalam semua level bisnis, makin tinggi level dari bisnis, maka diperlukan strategi managerial entreprenurship.
  4. Fase ekosistem,  Diperbelakukan dalam sebuah bisnis, yaitu dengan dua cara yaitu ketat vs longgar.  Ketat itu dengan cara kolaboratif sedangkan longgar dengan cara supervisor .

Peluang:
Berbagai peluang harus ditemukan baik itu tentang produk baru,pasar baru,cara baru,pasokan baru,Organisasi baru

Dua tahapan penting untuk melakukan usaha:
Ketika peluang ditangkap oleh seseorang, dia akan mengeksplorasi dulu, bagaimana membuatnya , berapa modalnya, artinya mengadakan riset secara kecil-kecilan.
Setelah explorasi, barulah exploitasi yang lebih dikenal dengan eksekusi untuk menjalankan bisnis, ditentukan dengan momentum dana sumber daya baik manusia maupun sumber daya dana.

Cara melakukan usaha secara entrepreneur:
1.Coba dulu secara kecil-kecilan:  tentunya tidak perlu riset yang mendalam.
2. Selarasakan:  jika kita anggap bahwa kita ok, misalnya nasi goreng enak, enak itu harus sesuai dengan riset dari orang lain , ada hipotesa dan ada perkembangan, jadi enak itu harus kata orang lain.
Konsumen OK artinya  orang mau membeli nasi goreng itu bukan karena kata orang lain, tetapi kemauan orang itu sendiri , bahkan orang itu mau merekomendasikan kepada orang lain lagi.
3.Tumbuhkan:    secara  horizontal atau  vertikal.


Hortizontal contohnya  membuka cabang -cabang dimana-mana
Vertikal:  contohnya membeli ruko  di sebelah gerainya dan mengembangkannya.