2 Mindset Ini Bikin Kamu Gagal jadi Pebisnis Sukses, Cuss Segera Dihilangkan!

sumber gambar oscc.medcom.id

sumber gambar oscc.medcom.id

Like
Hi Be-emers, dalam dunia bisnis yang penuh dengan persaingan, memiliki mindset yang tepat sangat penting untuk mencapai kesuksesan.

Banyak dari kita, pengusaha pemula sering kali terjebak dalam pola pikir yang salah sehingga menghambat pertumbuhan bisnis itu sendiri.
 
Dalam artikel kali ini, kita akan membahas dua mindset yang harus dibuang dan fokus pada edukasi produk yang memberikan manfaat lebih besar bagi bisnis.
 

1. Pembeli Selalu Benar: Benarkah?

Ungkapan, pembeli selalu benar, pertama kali diperkenalkan oleh Harry Gordon Selfridge. Pendiri Selfridges, sebuah department store di London, pada awal abad ke-20. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pelanggan merasa dihargai dan didengarkan. 
Namun, dalam prakteknya, pandangan ini menjadi pedang bermata dua. Karena pada kenyataannya, pembeli tidak selalu benar. Ada kalanya pembeli memiliki ekspektasi yang tidak realistis atau kurang memahami produk dan jasa yang ditawarkan. 
 
 

Efek negatif dari mindset, pembeli selalu benar:

a). Stres dan Burnout

Staf atau karyawan yang terus menerus berusaha memenuhi ekspektasi yang tidak realistis bisa mengalami stres dan burnout.
 

b). Kualitas Produk dan Jasa Menurun

Jika fokus terlalu besar untuk memenuhi setiap permintaan pelanggan bisa mengurangi perhatian pada pengembangan produk dan jasa yang lebih baik.
 
 

c). Biaya yang Tidak Perlu

Mengakomodasi setiap keluhan dan permintaan bisa berujung pada biaya tambahan yang tidak diperlukan, yang pada akhirnya mengurangi margin keuntungan.
 
 

2. Harga Menentukan Segalanya: Perspektif yang Salah

Banyak pengusaha percaya bahwa harga yang lebih rendah akan menarik lebih banyak pelanggan. Meskipun harga memainkan peran penting dalam keputusan pembelian, itu bukanlah satu-satunya faktor. Konsumen juga memperhatikan kualitas, reputasi merek, dan nilai tambah yang ditawarkan.
 
Akibat Menekan Harga Untuk Menarik pelanggan mengorbankan kualitas produk dan layanan. 
 

1. Penurunan Kualitas

Untuk menjaga margin keuntungan, perusahaan mungkin harus mengurangi biaya produksi yang bisa mengakibatkan penurunan kualitas produk.
 
 

2. Brand Image yang Buruk

Produk murah sering kali diasosiasikan dengan kualitas rendah, yang bisa merusak citra merek dalam jangka panjang.
 
 

3. Sustainability

Menjaga harga di tingkat yang sangat rendah bisa mengganggu keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang, karena margin keuntungan yang tipis tidak mampu menutupi biaya operasional dan investasi untuk pengembangan produk.