Mengenang Korban Perang Dunia II dari Komplek Makam Belanda di Tengah Kota Jakarta

Like

Ciri Khas Ereveld Menteng Pulo

Terdapat 6 jenis batu nisan yang ada di Ereveld Menteng Pulo, batu nisan tersebut disesuaikan dengan agama dan kegunaannya.

Setiap bentuk nisannya pun memiliki ciri khasnya masing-masing seperti nisa yang berbentuk salib untuk orang Kristen lak-laki sedangkan nisan wanita Kristen terdapat aksen kelopak bunga pada masing-masing ujung salib. 

Lalu ada nisan bagi mereka yang muslim dibentuk dengan tiga tonjolan pada ujung nisan. Bagi yang beragama Buddha, bentuk nisan dibuat bulat dan untuk mereka yang beragama Yahudi, maka bentuk nisan dihiasi bintang segi enam atau yang dikenal dengan bintang daud. 

Terakhir, bagi mereka yang dikuburkan massal dalam satu liang lahat nisannya berbentuk segi lima yang terdiri dari persegi yang dipasangkan dengan segitiga terbalik di sisi bawah dengan kerangka salib di belakangnya. 

(kiri ke kanan) lahan pemakaman di Ereveld Menteng Pulo, Lonceng dan Monumen Batu Pertama Pembangunan Pemakaman, Logo OGS, Jenis-Jenis Batu Nisan di Ereveld Menteng Pulo/dok. pribadi

(kiri ke kanan) lahan pemakaman di Ereveld Menteng Pulo, Lonceng dan Monumen Batu Pertama Pembangunan Pemakaman, Logo OGS, Jenis-Jenis Batu Nisan di Ereveld Menteng Pulo/dok. pribadi


(Berdasarkan papan informasi yang berada di pintu masuk kompleks makam, Ereveld Menteng Pulo memiliki ciri khas ada 2 bangunan unik yakni Gereja Simultaan atau Simultaankerk serta Columbarium. 

Baca Juga: Mengunjungi Monumen Tempat Lahir Jenderal Soedirman: Wisata Sejarah seorang Pahlawan

Gereja Simultaan tidak digunakan untuk beribadah melainkan sebagai tempat acara peringatan dan upacara untuk semua agama. Di dalam bangunan gereja ini terdapat hiasan simbol-simbol agama yakni Kristen, Katolik, Islam, Yahudi, dan Buddha. Terdapat juga lonceng di depan gereja yang masih dibunyikan ketika ada upacara peringatan tertentu. 

 

(kiri ke kanan) Lonceng di depan Gereja Simultaan, Bantalan Rel Kereta Api yang dipakai sebagai monumen peringatan para korban kerja paksa, Hiasan kaca patri di dalam Gereja Simultaan, Guci abu dengan patung De Geest Heeft Overwonnen/dok. pribadi

(kiri ke kanan) Lonceng di depan Gereja Simultaan, Bantalan Rel Kereta Api yang dipakai sebagai monumen peringatan para korban kerja paksa, Hiasan kaca patri di dalam Gereja Simultaan, Guci abu dengan patung De Geest Heeft Overwonnen/dok. pribadi

 

Sedangkan Columbarium merupakan rumah atau tempat penyimpanan 754 guci abu militer Belanda yang gugur sebagai tawanan perang di kamp kerja paksa Jepang semasa Perang Dunia Kedua.

Baca Juga: Sejarah Kelam Treadmill: Dulu jadi Hukuman Narapidana, Kini Jadi Alat Olahraga Favorit

Deretan guci abu yang disusun berdasarkan abjad serta ada satu ruangan khusus yang berisi satu guci dengan patung  patung seorang wanita dengan obor di tangan kanan dengan tulisan  “De geest heeft overwonnen” yang berarti “Roh telah menang” yang merupakan  semboyan dari Seksi Pemakaman Angkatan Darat Belanda.

Nah bagaimana Be-emers, apakah tertarik untuk berkunjung kesana? Pastikan kamu mencari informasi terlebih dahulu ya melalui sosial media resmi Ereveld atau bisa juga dengan mengikuti program walking tour yang menyediakan rute mengunjungi makam Belanda ini karena banyak sekali informasi dan pengetahuan tentang sejarah Indonesia selama masa Perang Dunia Kedua pada dahulu kala. Selamat berwisata! 







----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Whatsapp Group kami! Klik di sini untuk bergabung