Menjaga hubungan dengan pasangan yang pendidikanya lebih rendah dibandingkan dengan kita, begini caranya! gambar Pixabay.com
Likes
Hi Be-emers, pernah berpikir atau pernah mempunyai pengalaman memiliki pasangan yang berbeda latar belakang pendidikannya? Jika pendidikan suami atau pria lebih tinggi dari istri, sepertinya tidak terlalu bermasalah, ya.
Tidak terlalu bermasalah yang dimaksud di sini adalah tidak menjadi bahan gunjingan tetangga. Namun, bagaimana sebaliknya? Jika pendidikan istri lebih tinggi dari suami?
Kita hidup di negara yang karakter warganya "berjiwa sosial dan empati yang tinggi". Sehingga rasanya tidak mungkin jika tidak ingin tahu dan tidak ikut campur terhadap kehidupan orang lain, terlebih tetangganya.
Maka dari itu, jika seorang wanita menikah dengan laki-laki yang tingkat pendidikan atau kekayaannya di bawah, pastilah akan menjadi topik hangat di grup-grup gosip.
Maka dari itu, jika seorang wanita menikah dengan laki-laki yang tingkat pendidikan atau kekayaannya di bawah, pastilah akan menjadi topik hangat di grup-grup gosip.
Namun, benarkah mempunyai suami dengan tingkat pendidikan lebih rendah dari istri akan mempengaruhi keharmonisan rumah tangga? Mari kita kupas lebih dalam.
Pandangan Sosial terhadap Perbedaan Pendidikan dalam Pernikahan
Bukan hal aneh jika pendidikan seringkali dikaitkan dengan status sosial dan kesuksesan di kehidupan bermasyarakat kita.
Ijazah kerap dianggap sebagai jaminan kesuksesan dan kemapanan ekonomi di masa depan. Maka dari itu, kebanyakan orang skeptis terhadap seorang istri yang pendidikan lebih tinggi dari suami. Hal tersebut kerap membuat pasangan merasa rendah diri, terutama suami yang menjadi kurang percaya diri.
Ijazah kerap dianggap sebagai jaminan kesuksesan dan kemapanan ekonomi di masa depan. Maka dari itu, kebanyakan orang skeptis terhadap seorang istri yang pendidikan lebih tinggi dari suami. Hal tersebut kerap membuat pasangan merasa rendah diri, terutama suami yang menjadi kurang percaya diri.
Dampak Terhadap Kehidupan Sehari-hari
Be-emers, inti dari kehidupan rumah tangga adalah kita dengan pasangan. Jika kita bisa menjaga dan menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan pasangan, tekanan dari luar tidak akan berpengaruh besar.
Bagaimana komitmen kita dengan pasangan, itulah yang terpenting. Adakalanya latar belakang pendidikan mempengaruhi komunikasi dan pengambilan keputusan.
Jika, sedari awal latar belakang pendidikan itu berpengaruh terhadap komunikasi atau secara jelasnya, Be-emers, merasa minder dengan hal tersebut, alangkah baiknya jika hubungan tersebut dihentikan.
Karena nantinya, seiring berjalannya waktu masalah rumah tangga akan lebih kompleks. Jika hal tersebut yang merupakan fondasi awal telah ada kerenggangan, bagaimana mungkin rumah tangga akan kokoh?
Jika, sedari awal latar belakang pendidikan itu berpengaruh terhadap komunikasi atau secara jelasnya, Be-emers, merasa minder dengan hal tersebut, alangkah baiknya jika hubungan tersebut dihentikan.
Karena nantinya, seiring berjalannya waktu masalah rumah tangga akan lebih kompleks. Jika hal tersebut yang merupakan fondasi awal telah ada kerenggangan, bagaimana mungkin rumah tangga akan kokoh?
Namun, sebenarnya perbedaan ini tidak harus menjadi penghalang. Jika kita bisa mengatasinya atau bisa menerima perbedaan tersebut.
Cara Mengatasi Perbedaan Strata Pendidikan
Berikut beberapa cara bagaimana pasangan bisa menghadapi dan mengatasi perbedaan pendidikan:
1. Komunikasi yang Efektif
Be-emers, masih ingat materi webinar bulan lalu? Tentang bagaimana menghadapi tantangan di awal pernikahan.
Tentu masih ingat bukan? Bahwa komunikasi adalah kunci dalam setiap hubungan. Pasangan harus saling terbuka dalam berbicara tentang perasaan dan harapan mereka. Jika suami merasa minder, maka istri harus memberikan dukungan dan pengertian, begitu juga sebaliknya.
2. Menghargai Keunikan Masing-Masing
Seyogyanya kita sama-sama menyadari bahwa setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan. Pendidikan formal bukan satu-satunya ukuran nilai seseorang.
Terkadang seseorang mempunyai ketrampilan atau keahlian yang tidak berasal dari bangku sekolah. Ketrampilan tersebut yang mungkin menjadi alat seseorang meraih kemapanan ekonomi dan berkontribusi penting pada keluarga.
Terkadang seseorang mempunyai ketrampilan atau keahlian yang tidak berasal dari bangku sekolah. Ketrampilan tersebut yang mungkin menjadi alat seseorang meraih kemapanan ekonomi dan berkontribusi penting pada keluarga.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.